Riau - Setiap musim kemarau, kabut asap selalu jadi momok menakutkan bagi masyarakat Sumatera, tak terkecuali di Riau. Tapi kini kabut asap tak ada lagi. Ini potretnya
Foto
Mengintip Kehidupan Masyarakat di Seputar Kawasan Hutan Sumatera

Siswa SD mengenakan pelampung saat hendak naik boat di kawasan sawit menuju SD. Upaya sinergis dari para pemangku kepentingan, khususnya dalam melibatkan masyarakat dan seluruh stakeholder termasuk dunia pendidikan agar secara aktif turut serta dalam mencegah dan menanggulangi karhutla di lingkungan sekitarnya.
Para siswa SD berangkat ke sekolah menggunakan boat. Keterlibatan masyarakat ini dilakukan secara total mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Indonesia Heritage Foundation (IHF). Pemilihan kawasan Teluk Bakau Estate (TBE) bukannya tanpa alasan. Sebab daerah ini pernah dikepung asap, tapi saat ini jumlah titik api menurun.
Alat berat merawat jalan di desa kawasan sawit. Sejak 2021, Guru Peduli Api yang digelar Minamas telah melibatkan 750 guru dan kepala sekolah di 70 sekolah di sekitar wilayah operasional perusahaan dari tingkat taman kanak-kanak, SD, SMP dan SMA. Dan pada 2022 program Sekolah Peduli Api dimulai di wilayah Riau khususnya Kabupaten Indragiri Hilir, yang melibatkan 5 sekolah sebagai pilot project, 34 kelas, 50 tenaga pendidik, 850 orang siswa dengan total 1.275 jam selama satu tahun.
Tampak jalanan asri di kawasan sawit Pelanginan, Indragiri Hilir, Riau. Program Sekolah Peduli Api juga diyakini sebagai pengaliran pilar karakter di sekolah sebagai contoh agen perubahan yang cinta lingkungan sejak dini di sekolah sekitar.
Minamas Plantation telah melaksanakan kegiatan dari pemerintah, terutama program Kementerian Pendidikan yaitu profil pelajar Pancasila. Di Indragiri Hilir, anak usaha Minamas satu-satu perusahaan (PT Bhumireksa Nusa Sejati) yang menjalankan profil Pelajar Pancasila.