.webp)
Jakarta - Mata menjadi salah satu panca indra manusia yang amat penting. Kehilangan pandangan akan pengaruhi segalanya. Untuk itu Rizwan hadir membuat mata palsu.
Foto
Asa Rizwan, Si Mpu Mata Palsu Ekspansi Keluar Negeri
Minggu, 23 Okt 2022 06:45 WIB
Inilah potret keluarga Rizwan Ilyasin (37) yang kini berprofesi sebagai pembuat mata palsu atau okularis. Profesinya itu bermula dan dilatar belakangi karena sang buah hati pertamanya terdiagnosa kanker mata atau retinoblastoma pada tahun 2015. Sejak itu pula ia mulai membuat mata palsu dan kini telah memiliki showroom di Bintaro, Tangerang.
Labolatorium pembuat mata palsu miliknya itu dirintis sejak sang anak berusia dua bulan. Rizwan bersama istrinya Desy Pujiarsi curiga karena mata buah hati mereka terliihat berkilau saat berada di bawah cahaya lampu. Sesuatu yang dideskripsikan oleh Desy itu seperti mata kucing. Rizwan dan Desy pun akhirnya mulai membuat mata palsunya sendiri untuk sang buah hati.
Di kediamannya itulah Rizwan pun membangun laboratorium khusus untuk membuat mata palsu lengkap dengan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Belajar dari internet ia pun berusaha sendiri dan berkali-kali gagal. Tapi semua itu tak menyurutkan tekad dan niat baiknya untuk buah hati dan orang lain.
Rizwan pun meminta tolong kepada seorang ahli okularis dari Inggris. Di luar dugaan okularis yang diketaui bernama John Pacey-Lowrie tersebut merespons permintaan Rizwan dan terbang ke Indonesia untuk mengajari tekniknya langsung. Setelah mendapat pelatihan dari John Rizwan pun berhasil menciptakan mata palsu berkualitas pertamanya untuk sang buah hati.
Berbekal pengetahuan dari Okularis Inggris tersebutlah ia mulai semuanya dengan sungguh-sungguh. Berbekal bahan dan peralatan yang sudah ada Rizwan pun berniat untuk membantu orang lain dan menjadi seorang okularis penuh waktu.
Biasanya pasien akan datang hingga 4 kali pertemuan mulai dari proses pencetakan bola mata, membuat pola, melukis dan terakhir pemasangan. Sejak 2017 membuka praktek hingga kini tercatat sudah 1322 bola mata yang telah dibuatnya, mereka yang datang memiliki rentang usia mulai 6 hingga 70 tahun.
Pasien yang datang pun berasal dari hampir seluruh daerah di Indonesia, mulai Aceh hingga Papua. Bahkan, tak sedikit juga ada pasien yang berasal dari luar negeri seperti Jepang, Cina, hingga Timur Tengah. Kebanyakan mereka datang karena mendapat rekomendasi dari sosial media.
Rizwan yang memberi brand miliknya itu Ilyarsi Okularis juga memiliki program untuk "jemput bola" yaitu mendatangi 10 kota besar sehingga membantu meringankan ongkos para pasien. Program tersebut terus dilakukannya, bahkan hampir setiap bulan Rizwan keliling kota seperti Bandung, Surabaya, Jogja, Semarang, Makassar, Balikpapan, Medan dan Palembang.
Selain karena kepercayaan diri, mata palsu juga memiliki fungsi mengisi kekosongan rongga mata sehingga mempertahankan bentuk soket mata dan wajah tidak berubah bentuk. Selain itu menghilangkan potensi terjadinya infeksi yang masuk melalui soket mata.
Banyak kisah dan cerita yang didapat dari Rizwan akan pasiennya atau pengguna mata palsu. Mulai dari pasien pertama Rizwan yang mengalami kecelakaan bus saat mudik di tahun 2013, hingga pasien muda yang baru berusia 15 tahun dan hendak menghadapi Ujian Nasional harus mengalami depresi berat usai dinyatakan mengalami kebutaan.
Tahun 2017 itu juga Rizwan akhirnya bertemu dengan seorang pasien yang tengah mencari mata palsu. Bak gayung bersambut, Rizwan pun bersiap untuk mencoba ilmu yang telah didapatkannya. Saat itu pasien bernama Maya itu diberikan mata palsu secara cuma-cuma oleh Rizwan. Ternyata mata palsu buatan Rizwan cukup baik dan bertahan hingga saat ini, Maya juga diberikan edukasi terkait cara perawatan mata palsu.
Tak ingin merasa sendiri maya membuat Komunitas Mata Palsu Indonesia yang berada di sosial media seperti Facebook dan Whatsapp, melalui grup itulah Maya dan kawan-kawan saling berbagi pengalaman dan saling menguatkan. Kini maya dapat melanjutkan kehidupannya dengan lebih percaya diri, ia juga telah memiliki suami dan tengah mengandung anak keduanya.
