China - Suhu tinggi dan kekeringan berkepanjangan mempengaruhi sebagian besar wilayah China. Mengganggu hasil panen, air bersih hingga produksi pabrik. Lihat nih
Foto
Ini Kekeringan di China yang Ganggu Pertanian, Air Minum hingga Pabrik

Orang-orang bermain di dasar Sungai Yangtze di Chongqing, China, Rabu, (17/8/2022). Permukaan air Sungai Yangtze telah turun karena suhu tinggi dan kekeringan. (Zhou Yi/China News Service/Getty Images)
Dasar Sungai Yangtze terbuka karena kekeringan. Suhu tinggi yang tidak biasa dan kekeringan berkepanjangan mempengaruhi sebagian besar wilayah China, mengurangi hasil panen dan persediaan air minum. (Zhou Yi/China News Service/Getty Images)
Pemandangan dasar sungai terlihat setelah permukaan air turun di Sungai Yangtze di wilayah Yunyang di barat daya Kota Chongqing. China mengalami gelombang panas yang berlangsung lama sejak Juli sehingga membuat pabrik mengurangi produksi. (Rao Guojun/Future Publishing/Getty Images)
Tiga perenang bersiap untuk masuk ke air setelah permukaan air turun di Sungai Yangtze di daerah Yunyang di barat daya Kota Chongqing. China mengambil tindakan darurat untuk mengatasi kekeringan di lembah sungai Yangtze. Sejumlah cara dilakukan seperti mengirimkan lebih banyak air, menggelontorkan lebih banyak bantuan, penyemai awan dan membangun sumber air baru. Langkah ini diambil saat gelombang panas merusak lahan pertanian dan peternakan. (Rao Guojun/Future Publishing/Getty Images)
Pemandangan dermaga di dasar sungai setelah permukaan air turun di Sungai Yangtze. Stasiun cuaca nasional mencatat suhu udara juga tembus rekor dengan 40 derajat Celsius. Pusat cuaca meramalkan suhu panas di Lembah Sichuan dan sebagian besar wilayah Cina tengah akan berlanjut sampai 26 Agustus. Daerah lain di sekitar Yangtze juga meluncurkan program 'penyemaian awan'. Sayangnya, awan terlalu tipis untuk dibuat hujan buatan. (VCG/Getty Images)