Jakarta - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dilaporkan telah meninggalkan negaranya menuju Maladewa. Kepergiannya dilakukan sebelum pengunduran diri sebagai presiden.
Foto
Sosok Rajapaksa, Presiden Sri Lanka yang Kabur Saat Negara Bangkrut
Presiden Gotabaya Rajapaksa melambaikan tangan saat parade kemerdekaan di Kolombo, Sri Lanka, Selasa (4/2/2020). Rajapaksa menyatakanΒ akan mengundurkan diri pada hari Rabu (13/7)Β untuk membuka jalan bagi transisi kekuasaan yang damai. Janji ini disampaikannya setelah dia melarikan diri ke Maladewa, tepat sebelum ribuan pengunjuk rasa datang menyerbu untuk menuntut pengunduran dirinya.
Presiden Gotabaya Rajapaksa usai berpidato di depan anggota parlemen, Kolombo, Sri Lanka, 20 Agustus 2020.Β Sebagai presiden, Rajapaksa menikmati kekebalan dari penangkapan, dan dia diyakini ingin pergi ke luar negeri sebelum mengundurkan diri untuk menghindari kemungkinan ditahan.
Presiden Gotabaya Rajapaksa saat berpidato pada konfrensi perubahan iklim dunia di Glasgow, Skotlandia, 1 November 2021.Β Sumber imigrasi mengatakan bahwa Rajapaksa, istri dan seorang pengawalnya termasuk di antara empat penumpang di pesawat militer Antonov-32 yang lepas landas dari bandara internasional utama Sri Lanka. (Andy Buchanan/AP Photo)
Presiden Gotabaya Rajapaksa sebalum berpidato di depan anggota parlemen, Kolombo, Sri Lanka, 20 Agustus 2020.Β Gotabaya pernah menempuh pendidikan di Ananda College, Kolombo dan kemudian bergabung dengan Angkatan Darat Sri Lanka pada tahun 1971. Gotabaya pensiun dari Angkatan Darat sebagai Letnan Kolonel 1991. Gotabaya juga sempat menjadi menteri pertahanan pada tahun 2005.
Gotabaya Rajapaksa berbicara dengan para menterinya pada sebuah kesempatan di Kolombo, Sri Lanka, 22 November 2019.Β Gotabaya Rajapaksa adalah seorang politisi non karir dan mantan perwira pertama yang menjadi presiden. Dia berhasil memenangkan pemilihan presiden dengan perolehan suara sebanyak 52,2 persen. Sumpah jabatannya diambil di kawasan suci Ruvanvaliseya Stupa di Anuradhapura pada 18 November 2019.
Rajapaksa meninggalkan kantor KPU usai pengumuman pemilu di Kolombo, Sri Lanka, 17 November 2019.Β Seperti diketahui, krisis ekonomi berkepanjangan membuat negara Sri Lanka bergejolak. Krisis ekonomi ini adalah yang terburuk di negara itu dalam 70 tahun terakhir. Rakyat menuntut presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri.

Mahinda Rajapaksa (kiri) bersama kakanya, Gotabaya Rajapaksa saat deklarasi pencapresan di Kolombo, Sri Lanka, 11 Agustus 2019. Gotabaya dinilai menjadi penyebab dari krisis dan gejolak yang terjadi di Sri Lanka. Gotabaya disebut-sebut menghidupkan kembali dinasti paling kuat di Asia, dengan sejumlah anggota keluarganya menempati posisi penting di pemerintahan. Sejumlah kebijakannya yang kontroversial menjadi bumerang hingga krisis di Sri Lanka terjadi.