ekasi - Ini cerita tentang Kampung Gabus yang dikenal dengan Rumah Jawara di Bekasi. Dulu dikenal premanismenya, kini berubah menjadi kampung aman, tentram dan nyaman.
Foto
Rumah Jawara Bekasi Pelestari Budaya Betawi

Kampung Gabus merupakan salah satu kampung yang berada di bagian utara Bekasi, lebih tepatnya berada di daerah kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Kampung ini berada di empat desa yaitu Desa Sriamur, Desa Srijaya, Desa Srimukti dan Desa Srimahi.
Kampung Gabus Bekasi ini lebih tersohor sebagai kampung jawara dengan golok sebagai simbol dari kampung mereka. Seperti yang terlihat di satu satunya sisi jalan atau persimpangan yang menggunakan tugu golok.Β Terlebih diperbatasan-perbatasan kampung mereka.
Warga asli Kampung Gabus keturunan Betawi ini sangat menjunjung tinggi rasa persaudaraan dan silahturahmi yang kuat. Bahkan mereka melakukan kegiatan zikir setiap malam Jumat, atau bisa juga disebut ajang silaturahmi para Jawara.
SelainΒ menjadi ajang silaturahmi, para Jawara ini juga menjaga dan melestarikan warisan leluhur mereka agarΒ tercipta keamanan dan kenyamanan di Desa ataupun kampung mereka.
Mengaji, berkumpul dan silaturahmi sudah menjadi adat istiadat atau kebiasaan yang perlu dilestarikan oleh warga. Agar semuanya bisa berjalan dengan baik dan menjadi kondusif dengan saling menjaga satu sama lain.
Arwan berpose di depan mural dengan gambar Jawara. Ia merupakan salah satu tokoh di Kampung Gabus yang kini menjabat sebagai ketua RT 01 di Kampung Gabus Tengah Desa Srimukti. Beliau adalah salah satu sosok yang menjaga Kampung Gabus hingga saat ini.Β
Danny berpose di depan mural ikan gabus yang menjadi salah satu ikon kampung tersebut. IaΒ merupakan salah satu warga asli Kampung Gabus. Konon penamaan Kampung Gabus adalah dikarenakan dulunya kampung ini merupakan rawa dan banyak ikan gabusnya.
Dan yang ini adalah Supandi Kemis atau biasa dipanggil Supandi Bewok. Beliau adalah guru besar pencak silat Pedepokan Satria Panulung sekaligus Jawara di Kampung Gabus Bekasi.
Sosok Supandi Kemis sangat dikagumi dan dihormati oleh warga disana terutama murid-muridnya yang telah tersebarΒ ke berbagai daerah. Menurutnya, Jawara saat ini bukan hanya tentang jago pencak silat ataupun berkelahi, tetapi Jawara di zaman modern ini dimaknai dengan sosok yang rajin belajar, rajin beribadah dan bermanfaat bagi masyarakat.
Pencak silat juga bukan hanya untuk digunakan mencari kekuatan fisik semata seperti ilmu kebal tubuh. Seperti diketahui warga Kampung Gabus masih dikenal dengan ilmu kanuragan atau kekuatan ilmu dalam. Pandi Bewok berpesan bahwa pencak silat di masa modern lebih menekankan untuk menjaga dan melestarikan budaya leluhur Betawi terdahulu.
Kalau ini adalah Damin Sada seorang Jawara pada zamannya dan juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 13 tahun. Latar belakangnya bukan dari kalangan keluarga yang kaya raya,Β IaΒ bersekolah hanya sampai dibangku SMP saja. Tetapi hal itu tidak membuatnya berputus asa dengan keadaan,Β Ia buktikan kiniΒ bisa menjadi orang terpandang di Kampung Gabus.
Kampung Gabus ini dijaga oleh organisasi masyarakat yang bernama Jajaka Nusantara (Jawara Jaga Kampung) Organisasi ini telah tersebar hingga Purwakarta. Pengurus Jajaka ini diisi oleh para pendekar pencak silat di Pedepokan Satria Panulung.
Flashback, Kampung Gabus dahulu dikenalΒ dengan sangat negatif atau erat kaitannya dengan premanisme. Warganya yang dikenal keras dan cenderung kasar, bahkan saat masaΒ Jahiliyah tingkat kriminalitas itu terbilang cukup tinggi di kampung itu. Tapi semua itu berubah seiring berjalannya waktu.
KiniΒ simbol golok di Kampung Gabus tidak lagi memiliki konotasi yang menyeramkan tetapi lebih dimaknai sebagai ketegasan para Jawara di zaman saat ini.Β Stigma negatif akanΒ Kampung Gabus itu perlahan hilang dan kini kampung dengan julukan penghasil timun suri terbanyak di Bekasi itu mulai ramai didatangi pendatang.
Bahkan para tokoh masyarakat di Kampung Babelan juga senada mengatakan hal yang sama bahwa, Jawara di zaman modern adalah orang yang cerdas secara akal, pikiran, pendidikan dan menjujung tinggi norma adab sopan santun serta bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Bahkan Jawara kini memiliki makna untuk menjaga dan melestarikan warisan leluhur serta menciptakan keamanan dan kenyamanan di Desa agar masa kelam di Kampung Gabus tidak terulang lagi di masa depan.
Salah satu yang ingin diwariskan para Jawara saat ini salah satunya adalah menurunkan ilmu pencak silat kepada generasi muda. Hal itu bertujuan agar pemuda pemudi asli Betawi dari Kampung Gabus ini tidak melupakan asal usul sejarah mereka.Β Bahkan saat latihan pencak silat dari Pedepokan Satria Panulung itu, terlihat antusias anak-anak yang mengikuti kegiatan itu dengan semangat walaupun kegiatan latihan dilakukan di malam hari.
Menurut para Jawara di Kampung Gabus, Pencak Silat bisa bermanfaat untuk menjaga martabat harga diri serta menjaga lingkungan agar aman dan nyaman.Β Generasi muda di Kampung Gabus dapat menjadi calon Jawara di masa depan yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain serta mengangkat harkat derajat dan martabat Kampung Gabus di mata masyarakat.