Afrika - Status janda telah lama menimpa wanita di benua Afrika. Ditambah pandemi, jumlah janda semakin banyak di benua itu, membuat mereka tambah sengsara.
Foto
Kisah Para Janda dari Tanah Afrika

Roseline Ujah (49) duduk di tempat tidurnya di Umuida, Nigeria. Suami Ujah, Godwin, jatuh sakit dengan demam dan batuk parah akibat virus COVID-19.Β Akhirnya, suami Ujah meninggal dan ia menjadi janda. Β
Di seluruh Afrika, status janda telah lama menimpa sejumlah besar wanita, terutama di negara-negara paling tidak berkembang di benua itu.
Banyak janda yang masih muda kala menikah dengan pria puluhan tahun lebih tua. Ditambah di beberapa negara Afrika, pria sering kali memiliki lebih dari satu istri lalu ketika meninggal maka ia membuat para istrinya menjadi janda. Β
Kini, pandemi telah menciptakan populasi janda yang lebih besar di benua itu. Banyak laki-laki yang meninggal dunia akibat virus COVID-19. Β
Di Nigeria, negara terpadat di Afrika, sekitar 70 persen kematian akibat COVID-19 yang dikonfirmasi adalah laki-laki, menurut data yang dilacak oleh Proyek Jenis Kelamin, Gender, dan COVID-19. Β
Demikian pula, lebih dari 70 persen kematian di Chad, Malawi, Somalia dan Kongo adalah laki-laki. Β
Para ahli mengatakan beberapa janda yang ditinggalkan tidak memiliki apa-apa sementara yang lain dipaksa untuk menikah lagi dengan saudara iparnya atau diputus. Β
Setelah menjanda, wanita sering diperlakukan tidak baik dan kehilangan hak warisnya. Bahkan banyak janda di sana yang mengalami penganiayaan oleh mertuanya. Β
Di Afrika Barat, kejandaan terutama terjadi di petak-petak besar di mana banyak perkawinan poligami.Β Β
Populasi janda di negara-negara benua Afrika kini semakin membludak dan sengsara. Β