Jakarta - Para santri memperkaya amalan Ramadan dengan berbagai cara. Dari tadarus Al-Qur'an hingga memperdalam kitab kuning. Lihat aktivitasnya di berbagai daerah ini.
Foto
Begini Kehidupan Para Santri Memperkaya Amalan Ramadan

Santri mengikuti kajian Kitab Kuning di Ponpes Salafi Nurul Ihsan, Lebak, Banten, Kamis (14/4/2022). (Muhammad Bagus Khoirunas/Antara Foto)Β
Kegiatan ngaji kitab kuning selama bulan suci Ramadhan merupakan tradisi di pondok pesantren tradisional atau salafi guna memperdalam ilmu agama mulai dari al-Qur'an, Fiqih, Nahwu, Shorof, dan Tasawuf. (Bagus Khoirunas/Antara Foto)
Sejumlah santri mengikuti kajian kitab kuning di Pondok Pesantren Darussalam, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (13/4/2022). (Adeng Bustomi/Antara Foto)
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan 17 Program Pesantren Juara dalam upaya memperkuat dan memandirikan pesantren dalam lembaga pendidikan yang ramah zaman, kompatibel dengan perkembagan zaman, dan siap menjawab tantangan zaman. (Adeng Bustomi/Antara Foto)
Santri membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/4/2022). Ngaji kitab kuning selama Ramadhan tersebut merupakan tradisi di pondok pesantren itu yang bertujuan meningkatkan keilmuan di bidang agama Islam. (Patrik Cahyo Lumintu/Antara Foto)Β
Dua orang santri mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren Kapurejo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (7/4/2022). Pondok pesantren tertua di Kediri peninggalan KH Hasan Muchyi yang merupakan mertua dari pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari tersebut saat bulan Ramadhan memfokuskan pembelajaran kitab kuning untuk santri-santrinya. (Prasetia Fauzani/Antara Foto)
Sejumlah santri membaca Al Quran di Pondok Pesantren Darun Najah, Desa Petahunan, Sumbersuko, Lumajang, Jawa Timur. (Seno/Antara Foto)
Kehangatan berbuka puasa bersama yang diikuti ratusan santri putra dan putri di Pondok Pesantren Darun Najah, merupakan agenda rutin selama bulan suci Ramadhan 1443 H. (Seno/Antara Foto)
Sejumlah santri tuna rungu wicara belajar hafalan doa-doa di pondok pesantren tuna rungu Abata Manding, Temanggung, Jawa Tengah. Di pesantren yang biaya pendidikannya suka rela tersebut terdapat sebanyak 40 santri putri dari berbagai wilayah di Indonesia belajar ilmu agama dan ilmu umum dengan metode komunikasi verbal dan isyarat. (Anis Efizudin/Antara Foto)