India - Pandemi global membuat jumlah turis menurun drastis. Habitat badak lebih tenang tidak terusik turis. Diduga memicu kenaikan populasi hewan itu hingga 12 persen
Foto
Populasi Badak di India Meningkat Gegara Pandemi, Kok Bisa?

Seorang enumerator memeriksa GPS sebelum berangkat ke latihan penghitungan sensus badak di taman nasional Kaziranga, di negara bagian Assam, India, Minggu (27/3/2022) waktu setempat. Pandemi global membuat jumlah turis menurun drastis. Habitat badak di alam liar menjadi lebih tenang tidak terusik. Diduga, kondisi yang lebih tenang itu turut memicu kenaikan populasi hingga 12 persen.
Hasil sensus menunjukkan bahwa jumlah badak meningkat lebih dari 12% dari data sensus sebelumnya.
Penghitungan tersebut dibuat oleh tim yang membagi habitat badak besar menjadi beberapa cluster.
Mereka menghitung hewan di dalam cluster secara manual atau menggunakan drone, terkadang menunggangi gajah peliharaan untuk menempuh jarak antar wilayah.
Butuh waktu sekitar tiga minggu untuk menghitung semua badak dengan metode pengamatan langsung.
Peningkatan populasi tersebut merupakan efek dari sejumlah perubahan, termasuk investasi dalam pengelolaan habitat, pengendalian perburuan, dan translokasi badak antar habitat.
Diketahui bahwa pandemi, yang menghentikan wisatawan domestik dan internasional ke taman nasional, kemungkinan juga menjadi faktor penyebabnya. Nihil turis membuat habitat hewan itu tak terganggu sama sekali.
Badak bercula satu terdaftar sebagai spesies rentan dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature's (IUCN). Kurang dari 2.200 badak yang tersisa di perbatasan India dan Nepal.
Badak ini sudah punah di Bangladesh dan Bhutan. Badak tersebut berada di bawah ancaman pemburu karena tanduknya, yang digunakan dalam pengobatan tradisional Asia.
Cula badak dapat tumbuh hingga sepanjang 21 cm dan diperdagangkan meskipun tidak terbukti memiliki manfaat medis atau terapeutik.