San Salvador - Gelombang kekerasan dan pembunuhan geng membuat El Salvador umumkan keadaan darurat nasional. Polisi bersenjata tampak bersiaga di pusat kota.
Foto
Aksi Geng Merajalela, Polisi Bersenjata Siaga di Pusat Kota El Salvador

Polisi bersenjata lengkap menjaga jalan-jalan di pusat kota San Salvador, El Salvador, menyusul meningkatnya pembunuhan dan kekerasan geng di negara tersebut, Minggu (27/3/2022) waktu setempat.
Gelombang kekerasan dan pembunuhan antar geng membuat El Salvador mengumumkan keadaan darurat nasional.
Dilansir AFP, Senin (28/3/2022), negara kecil di Amerika Tengah itu sedang mengalami gelombang baru kekerasan geng. Polisi melaporkan 62 orang tewas pada hari Sabtu waktu setempat.
Menurut angka resmi, 12 pembunuhan terjadi di departemen La Libertad tengah. Sementara itu di Ibu Kota San Salvador dan departemen barat Ahuachapan mencatat masing-masing terjadi sembilan pembunuhan. Sisanya berada di departemen lain.
Beberapa jam sebelum deklarasi darurat, polisi dan militer menangkap beberapa pemimpin geng Mara Salvatrucha (MS-13) atas serentetan pembunuhan. Menurut pihak berwenang mereka terkait dengan 14 kematian pada hari Jumat.
Menanggapi lonjakan kekerasan, Presiden Bukele meminta legislatif untuk menyetujui keadaan darurat satu bulan. Pada status ini kebebasan tertentu dibatasi. Di bawah status darurat nasional tersebut, asosiasi dan pertemuan bebas dibatasi. Serta korespondensi dapat dibuka atau panggilan telepon dan email disadap tanpa perintah pengadilan.Β Β
Aturan ini juga membatasi hak untuk diberitahu tentang alasan penangkapan dan akses ke pengacara setelah ditahan. Selain itu, aturan ini memungkinkan penahanan administratif berlangsung lebih dari 72 jam. Presiden Bukele juga menetapkan 'darurat maksimum' di semua penjara, yang menampung lebih dari 17.000 dari 70.000 beberapa anggota MS-13, Barrio 18 dan geng lainnya.