Jakarta - Giri Subagio memilih menjadi seniman pahat es dan salju. Berkali-kali menang dalam kejuaraan di Asia. Membawa nama Indonesia meski jauh dari sorot pemberitaan.
Foto
Kerja Senyap Giri Subagio, Seniman Pahat Es dan Salju yang Mendunia

Giri Subagio menunjukan tangannya saat ditemui di rumahnya, di Perumahan Bumi Anggrek, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022). Dari kepiawaian tangannya itu ia mengubah es yang biasa saja menjadi indah dan mempunyai reputasi dunia.
Keponakan Giri Subagio, Galang ikut membantu proses pembuatan pahatan es. Kepiawaian Giri bermula sebagai kitchen artist pada tahun 1984 saat bekerja di Hotel Horison Jakarta dan beberapa hotel di Batam dan Palembang. Profesi kitchen artist masih ia geluti hingga saat ini.
Giri Subagio menunjukan sejumlah medali kemenangan dari berbagai kejuaraan pahat es. Kemampuan seni pahat tersebut diperoleh secara alamiah. Semua keluarga Giri dari orang tua hingga kakak adiknya adalah seniman.
Giri Subagio menunjukkan cara ia memahat bongkahan es menjadi karya seni. Giri pernah menjuarai Festival Salju Sapporo di Jepang tahun 1996 dan Festival Salju Harbin di China, setahun kemudian.
Giri Subagio menunjukkan cara ia memahat bongkahan es menjadi karya seni dibantu oleh keponakannya, Gilang.
Kliping koran yang mewartakan prestasi Giri Subagio. Saat mengikuti perlombaan di Festival Salju Sapporo di Jepang tahun 1996, Giri mengaku nyaris kehabisan uang dan hendak menginap di masjid untuk menghemat pengeluaran. Beruntung ia mendapatkan bantuan dan uang saku sehingga bisa melanjutkan perjuangan menyabet medali.
Bakat Giri Subagio mulai terlihat pada umur 17 tahun saat bekerja di salah satu hotel bersama kakaknya. Saat itu dia secara spontan memahat bongkahan es di hotel. Giri juga bisa membuat karya seni memahat dari media makanan seperti mentega, cokelat dan buah - buahan.
Medali kemenangan yang diperoleh pada Festival Salju Sapporo ke-67. Saat ini jumlah kemenangan yang diperoleh dari berbagai kejuaraan internasional dan nasional lebih dari 50 medali. Jumlah itu ia kumpulkan sejak 1985 hingga 2020.
Potret keluarga Giri Subagio di depan medali kemenangan.
Portrait Giri Subagio di belakang koleksi miniatur landmark dunia. Saat ini, Giri menganggur di rumah karena terkena dampak pengurangan karyawan di salah satu hotel di Jakarta akibat pandemi COVID-19.
Giri Subagio melayani pembeli di warung yang ia buka di rumahnya. Saat ini, Giri membuka warung untuk kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan pas-pasan.
Potret keharmonisan keluarga Giri Subagio bersama istrinya. Perjuangan Giri tidak mudah. Ia perlu berhemat dan kerja keras, mengenakan pakaian safety dan alat seadanya saja. Dia pernah menggunakan sepatu yang jebol dan dia plester ulang saat mengikuti kejuaraan salju dunia.
Giri bersama istri (kanan) dan anak pertamanya. Pria kelahiran Februari 1965 tersebut menikah pada tahun 1997 dan dikaruniai dua anak perempuan.
Sarung tangan dan peralatan yang diperlukan Giri Subagio untuk memahat. Giri bercerita, dirinya pernah diundang untuk mengikuti kontes festival salju dunia di Amerika. Tetapi undangan tersebut tidak bisa dipenuhi karena terkendala biaya akomodasi.
Deretan medali yang pernah Giri Subagio sabet dalam berbagai kejuaraan pahat es di berbagai negara.
Potret seniman pemahat es, Giri Subagio saat ditemui di rumahnya, di Perumahan Bumi Anggrek, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022).
Potret seniman pemahat es, Giri Subagio bersama istri (kanan) dan anak pertamanya. Saat ini Giri tinggal di salah satu perumahan di Bekasi. Rumahnya sederhana dengan puluhan koleksi medali yang tertempel di dinding rumahnya.