Jakarta - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf pada Indonesia. Pernyataan ini menyusul hasil penelitian tentang kekerasan militer Belanda saat menjajah RI.
Foto
7 Foto Ini Jadi Bukti Kejamnya Belanda saat Jajah Indonesia

Permintaan maaf itu disampaikan setelah ada penelitian yang menunjukkan tentara Belanda melakukan kekerasan ekstrem terhadap rakyat Indonesia dalam perang 1945-1950. REUTERS/NATIONAL ARCHIVES
Penelitian tersebut berjudul 'Dekolonisasi, Kekerasan dan Perang di Indonesia, 1945-1950'. Riset melibatkan 25 akademisi Belanda, 11 peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dan 6 pakar internasional. REUTERS/NIOD
Rutte menyebut periode sejarah 1945-1950 di Indonesia sebagai 'lembaran hitam dalam sejarah kita' dan 'babak menyakitkan dalam sejarah kita'. Rutte mengatakan permintaan maaf itu mengulang kembali permintaan maaf Belanda pada 2020 lewat Raja Belanda. Saat itu, Raja Belanda meminta maaf ke Indonesia atas kekerasan 1945-1949. REUTERS/H.C. KAVELAARS, NIMH
Rutte mengatakan pemerintah Belanda saat ini berbeda dengan era Perdana Menteri Piet De Jong pada 1969. De Jong saat itu menyatakan tentara Belanda melakukan tindakan yang benar di Indonesia. REUTERS/NIMH
Sikap pemerintah Belanda sejak 1969 ialah tentaranya telah bertindak benar di Indonesia. Namun, penelitian ini menunjukkan adanya kekerasan ekstrem oleh pihak Belanda dalam periode perang 1945-1950 tersebut. REUTERS/NIMH/COLLECTION STOOTTROEPEN MUS
Belanda disebut tahu ada kekerasan melampaui batas di Indonesia yang dilakukan oleh angkatan bersenjatanya saat itu. Namun Belanda membiarkan hal tersebut. Peneliti mengungkap kejahatan itu meliputi penahanan massal, penyiksaan, pembakaran kampung, eksekusi, dan pembunuhan warga sipil. REUTERS/ANRI/IPPHOS
Kekerasan ini terjadi saat Belanda ingin mempertahankan bekas jajahannya setelah Indonesia menyatakan kemerdekannya pada 1945. Belanda lalu mundur pada 1949. REUTERS/ANRI, IPPHOS