Kabul - Dingin bersalju mengepung Kabul. Garis kemiskinan makin merosot usai jatuh ke tangan Taliban. Terbukti, modal senjata saja tidak cukup membangun sebuah negara.
Foto
Saat Kota Kabul Afghanistan Dikepung Udara Beku dan Bersalju

Anak kecil membawa roti di kepalanya melintasi jalan bersalju di Kabul, Afghanistan, Selasa, (8/2/2022). Kabul merupakan kota di pegunungan dengan ketinggian 1.700 mdpl. Pada musim dingin saat ini, cuaca turun hingga 1 derajat celcius.
Perempuan berburka mengemis di jalanan bersalju Ibu Kota Kabul, Minggu (6/2/2022). Kemiskinan menjadi pemandangan sehari-hari di Kabul dan Afghanistan. Menurut data PBB, bantuan senilai US$ 1,6 miliar atau setara Rp 23 trilun bakal disalurkan ke Afghanistan pada Februari ini.
Pedagang kaki lima mendorong barang-barangnya yang tertutup salju di Kabul, Afghanistan, Minggu, (6/2/2022). Usai direbut kembali oleh Taliban, Afghanistan masuk ke jurang kemiskinan. Setidaknya PBB mengucurkan bantuan hingga Rp 63 triliun yang merupakan bantuan terbesar dalam sebuah krisis kemanusiaan.
Gerilyawan Taliban memakan cemilan dari PKL dengan latar bendera Taliban, Selasa (8/2/2022). Aset Afghanistan di luar negeri dibekukan oleh sejumlah negara dan lembaga asing sebagai respon kepemimpinan Taliban. Pembekuan aset yang mencapai Rp 143 triliun tersebut membuat Afghanistan mengalami krisis kemanusiaan.
Perempuan berburka dengan anaknya berdiri di luar rumah di Kabul, Selasa (8/2/2022). Bantuan kemanusiaan yang mengalir sampai ke warga miskin dikecualikan dari embargo dan pembekuan aset Afghanistan di luar negeri.
Pria Afghanistan menghangatkan diri di sekitar api unggun selama cuaca bersalju di pasar yang ramai di Kabul, Afghanistan, Minggu, (6/2/2022). Afghanistan hidup dari bantuan kemanusiaan.
Pedagang kaki lima menunggu pembeli di bawah ranting pohon yang dipenuhi salju, Minggu, (6/2/2022).