Jakarta - 14 tahun lalu, Presiden Soeharto meninggal dunia. Selama hidupnya, Soeharto dikenal dengan sebutan The Smiling General dan memegang nilai-nilai filosofi Jawa.
Foto
Mengenang Soeharto, Presiden Ke-2 RI yang Meninggal 14 Tahun Lalu

Jenderal Besar TNI (Purn.) H.M. Soeharto adalah presiden kedua Republik Indonesia yang menjabat dari tahun 1967 sampai 1998, menggantikan Presiden Soekarno. (AFP)
Sang Jenderal Presiden Soeharto wafat pada 27 Januari 2008 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan. (Getty Images/Paula Bronstein)
Presiden Soeharto kemudian dimakamkan di komplek pemakaman Astana Giribangun yang berlokasi di lereng barat Gunung Lawu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. (Getty Images/Paula Bronstein)
Di dunia internasional, terutama di dunia barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer The Smiling General atau Sang Jenderal yang Tersenyum, karena raut mukanya yang senantiasa tersenyum. (AFP)
Keluarga Presiden Soeharto sejak dulu sangat lekat dengan sebutan Keluarga Cendana. Rumah Cendana merupakan hunian keluarga Soeharto yang berlokasi di Jalan Cendana nomor 6-8, Menteng, Jakarta Pusat. (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Disanalah keenam anak Soeharto dan Siti Hartinah yaitu Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih tumbuh. (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Presiden Soeharto juga lekat dengan kontroversi Supersemar. Dulu, Soeharto disebut menerima Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno dengan mandat untuk mengembalikan keamanan dan ketertiban di dalam negeri setelah peristiwa G30S/PKI pada 1 Oktober 1965. (AFP Photo/PANASIA)
Melansir dari Kompas.com, Supersemar menjadi kontroversi karena naskah asli dari Supersemar tidak pernah ditemukan sampai saat ini. (Getty Images/Ulet Ifansasti)
Soeharto juga merupakan Presiden Republik Indonesia dengan masa jabatan terlama yaitu 32 tahun, sejak 1967 hingga 1998. Ia bisa memimpin RI dengan periode yang panjang karena keberhasilannya menjaga stabilitas negara selama masa jabatannya. (AFP)
Presiden Soeharto akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden pada 21 Mei 1998 setelah kerusuhan panjang dan pendudukan gedung DPR dan MPR oleh rakyat. (Maya Vidon/Getty Images)
Omong-omong soal pembentukan watak, sosok Soeharto tak terlepas dari ajaran filosofi Jawa. Filosofi Jawa termasuk nilai-nilai yang membentuk wataknya hingga menjadi pemimpin nomor satu di Indonesia kala itu. (Getty Images/Ulet Ifansasti)
Ketika usianya beranjak dewasa Soeharto memupuk kecintaannya pada filosofi hidup orang Jawa. Salah satu ajaran yang terus ia lakoni ialah soal tiga ajaran tentang tiga 'aja'. Tiga 'aja' itu aja kagetan, aja gumunan, dan aja dumeh (jangan kagetan, jangan gampang heran, dan jangan sombong). )Getty Images)
Selain itu, Soeharto memegang teguh ajaran hormat kalawan Gusti, guru, ratu, lan wong atuwo (hormat kepada Tuhan, guru, pemerintah, dan kedua orang tua). (Getty Images/Ulet Ifansasti)