Zimbabwe - Jumlah kehamilan di kalangan remaja Zimbabwe meningkat tajam. Para orang tua memandang pernikahan dan kehamilan sebagai solusi dari kemiskinan.
Foto
Bikin Sedih, Kemiskinan Jadi Alasan Pernikahan Dini di Zimbabwe Melonjak

Zimbabwe melaporkan peningkatan tajam jumlah kehamilan di kalangan anak perempuan dan remaja di tengah pandemi COVID-19.
Tidak ada undang-undang di Zimbabwe yang memberikan batasan usia minimum untuk seseorang menikah.
Hampir sepertiga anak perempuan di Zimbabwe menikah sebelum mereka berusia 18 tahun dan 4 persen sebelum mereka berusia 15 tahun.
Penegakan hukum yang lemah, kemiskinan yang meluas, serta praktik budaya dan agama, menjadi faktor meningkatnya jumlah pernikahan dini di Zimbabwe. Adanya pandemi memperparah situasi.
Pernikahan dini berdampak pada pendidikan mereka, meningkatkan kemungkinan kekerasan seksual, dan menempatkan mereka pada risiko kematian atau cedera serius saat melahirkan.
Orang tua memilih menikahkan anak gadis mereka agar tidak lebih banyak pengeluaran. Ditambah adanya mahar menjadi insentif yang menggiurkan.
Banyak orang memandang pernikahan dan kehamilan sebagai pelarian dari kemiskinan.
Virginia Mavhunga merupakan salah satunya. Di usia 13 tahun, ia menjadi korban pemerkosaan dan harus menanggung beban kehamilan di usia sangat muda.
Sebagai seorang gadis muda, Mavhunga bermimpi bisa melanjutkan kehidupan sesuai keinginan dan kembali sekolah. Alih-alih mendapat kesempatan yang sama, dia justru menelan pil pahit berupa lelucon dan ejekan.