Aceh - Sebuah kapal nelayan terdampar di atas rumah warga di Desa Lampulo, Aceh. Kapal itu menjadi saksi bisu hebatnya tsunami Aceh 17 tahun yang lalu.
Foto
Kapal Lampulo, Monumen Bukti Dahsyatnya Tsunami Aceh

Sebuah kapal nelayan sepanjang 25,5 meter terdampar di atas rumah warga di Desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh. Kapal yang terbuat dari kayu bungur itu menjadi saksi bisu betapa hebatnya tsunami menerjang kawasan tersebut 17 tahun yang lalu. Yudha Maulana/detikcom Β
Memori detik-detik terjadinya tsunami masih terekam jelas dalam benak Bundiyah binti Sahan (72). Ia yang sehari-hari berjualan nasi lemak dan kolak di dekat Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lampulo merasakan guncangan kuat yang membuat kepalanya menjadi pening. Yudha Maulana/detikcom
Seperti diketahui, tsunami terjadi setelah rentetan gempa berkekuatan 9,1 - 9,3 skala Richter terjadi di Samudera Hindia pada 26 Desember 2004, sekitar pukul 8 pagi. Yudha Maulana/detikcom
Air dengan cepat mengepung rumah Abasiyah, tinggi air sudah mencapai leher. Bundiyah dan warga lainnya yang menyelamatkan diri di tempat yang sama, sudah saling bermaaf-maafan. Saat momen-momen kritis itu terjadi, tiba-tiba terdengar suara benturan keras, rupanya ada perahu nelayan yang datang! Yudha Maulana/detikcom
Perahu yang terdampar itu membentur dua rumah yakni milik ibu Abasiyah dan H Misbah. Usai terombang-ambing gelombang, kapal itu tersangkut yang memungkinkan warga yang berada di atas sebelah rumah Abasiyah untuk naik ke atas kapal. Ketika itu jumlah terdapat 58 warga yang naik ke atas kapal nelayan. Yudha Maulana/detikcom
Usai kejadian itu, Bundiyah tinggal di beberapa titik pengungsian selama beberapa bulan. Tetapi kemudian ia kembali ke rumahnya di Lampulo, seiring dengan program bantuan pembangunan rumah dari pemerintah dan NGO. Yudha Maulana/detikcom
Dari data pemerintah, warga Lampulo yang berjumlah kurang lebih 6.000 jiwa hanya tersisa 1.500 jiwa pascakejadian tersebut. Kejadian ini juga berdampak ke sejumlah negara yang memiliki pesisir dekat lokasi gempa di Samudera Hindia, kurang lebih ada 227 ribu korban di berbagai negara. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kini lahan, rumah berikut kapal nelayan tadi dibeli pemerintah untuk dijadikan monumen. Deretan nama-nama korban jiwa di Lampulo pun diukir di dalam batu nisan yang tertempel di dinding, tepat di bawah lunas (kayu bagian bawah) perahu. Yudha Maulana/detikcom
Di sana pun tersedia pemandu yang menceritakan soal kronologi terjadinya tsunami dan toko suvenir. Masuk ke kawasan ini gratis, tetapi disarankan memberikan uang seikhlasnya untuk pembangunan masjid di Lampulo. Yudha Maulana/detikcom
Lokasi monumen terletak kurang lebih 2 KM dari Masjid Baiturrahman dan Museum Tsunami di Banda Aceh. Sedangkan dari Bandara Iskandar Muda di Aceh Besar, jaraknya berkisar 17 KM. ANTARA FOTO/Ampelsa