Jakarta - Indonesia membuka awal tahun 2021 dengan duka mendalam. Kala itu pesawat Sriwijaya Air jatuh, tak lama berselang KRI Nanggala kebanggaan Indonesia Tenggelam.
Foto
Kilas Balik Sriwijaya Air Jatuh-KRI Nanggala Karam, Indonesia Berduka

Sriwijaya Air SJ182 penerbangan Jakarta menuju Pontianak Kalimantan Barat ( Kalbar ) dipastikan jatuh, Sabtu 9 Januari 2021 sekitar 14.40 WIB. Sebelumnya, pesawat itu dikabarkan hilang kontak di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.Β (dok jetphotos.com via flightradar24)
Usai berkoordinasi, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan pesawat nahas itu jatuh di dekat Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Basarnas dan sejumlah tim gabungan penyelamat bergerak cepat melakukan pencarian. (Pradita Utama/detikcom)
Petugas dengan dibantu warga menyisir lokasi jatuhnya pesawat hingga menemukan puing-puing diduga milik Sriwijaya Air yang jatuh tersebut. (Dedy Istanto/detikcom)
Pesawat Sriwijaya Air lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi. (Pradita Utama/detikcom)
Puluhan kapal dan belasan pesawat dikerahkan dalam pencarian Sriwijaya Air yang jatuh maupun korban jiwa. Proses pencarian dan evakuasi berlangsung selama 13 hari. (Pradita Utama/detikcom)
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memulai investigasinya sejak pesawat tersebut jatuh, hanya saja butuh waktu untuk mengunduh, menganalisis hingga membuat laporan final terkait kecelakaan tersebut. Namun investigasi awal KNKT menyebut throttle atau tuas tenaga mesin bermasalah. KNKT juga mengungkap komunikasi terakhir pesawat dengan Air Traffic Controller (ATC). (Pradita Utama/detikcom)
Kapal selam milik TNI AL, KRI Nanggala 402 hilang kontak pada Senin, (21/4/2021) saat melakukan latihan penembakan torpedo di Laut Bali bersama 53 awaknya. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
40 tahun menjaga perairan Nusantara dalam senyap dan memegang moto 'Tabah Sampai Akhir', Nanggala mengakhiri perjalanannya di perairan Bali untuk selamanya. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Satu hari setelah dinyatakan hilang kontak, TNI AL mendirikan pusat krisis di Mako Armada II Surabaya yang dilengkapi dengan ambulans dan bilik hiperbarik. Tiga kapal selam, lima pesawat, dan 21 kapal perang telah dikerahkan menuju area pencarian per Kamis, 22 April. Sejumlah bantuan asing pun datang untuk mencari dan mengangkat KRI Nanggala 402. (dok.Facebook/Ng Eng Hen)
Pada 24 April, TNI AL mengumumkan bahwa Nanggala dinyatakan tenggelam. Sebelumnya, ditemukan puing-puing berupa pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, pelumas periskop, dan alat salat. Di hari selanjutnya, (25/4/2021), TNI AL menyatakan bahwa 53 orang yang berada di KRI Nanggala gugur. Pemindaian yang dilakukan oleh KRI Rigel menggunakan multi beam sonar dan telah menghasilkan citra bawah air yang lebih detail. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
KRI Nanggala 402 ditemukan pada posisi berjarak kurang lebih 1.500 yard di arah Selatan pada kedalaman 838 meter. ROV Singapura mendapati bagian-bagian dari KRI Nanggala digambarkan terbelah menjadi tiga bagian. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
TNI melibatkan SKK Migas untuk mengangkat badan kapal KRI Nanggala 402. Pelibatan SKK Migas dalam misi pengangkatan ini didasari atas kemampuannya di bidang pengeksplorasian minyak dan gas bumi lepas pantai. (Istimewa/dok.Timas)
Prajurit TNI AL Lantamal III bersama Polri dan elemen masyarakat menggelar doa bersama serta tabur bunga untuk mengenang 40 hari peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 di kawasan Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (3/6). (Pradita Utama/detikcom)