Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan

Foto

Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja - detikNews
Minggu, 12 Des 2021 21:00 WIB

Sumatera Utara - Desa Bawomataluo menyimpan tradisi yang masih terjaga kelestariannya yaitu lompat batu atau Fahombo. Tradisi ini digunakan para pemuda untuk uji ketangkasan.

Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Matahari mulai turun menyinari sudut Desa Bawomataluo, Nias Selatan. Terlihat warga dari tua hingga anak-anak duduk di sebuah batu besar di depan sebuah bangunan rumah panggung segi empat dengan pola huruf U. Bangunan megah yang dihiasi ukiran-ukiran itu adalah rumah Raja (Kepala Suku).
Β 
Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Bawomataluo adalah bahasa Nias yang berarti bukit matahari. Sebuah desa di atas bukit yang telah ada sejak berabad-abad lalu dan masih terpelihara dengan baik. Desa ini adalah ibu kota desa-desa adat yang tersebar di Nias.
Β 
Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Desa Bawomataluo menyimpan sebuah tradisi yang masih terjaga kelestariannya yaitu lompat batu atau Fahombo.Β 
Β 
Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Dahulu, pada saat masa peperangan antar suku, bagi prajurit yang ikut berperang diharuskan mampu melompati tumpukan batu untuk masuk ke dalam benteng musuh yang tinggi.
Β 
Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Saat ini, lompat batu tetap dipertahankan bukan lagi dijadikan syarat menjadi prajurit. Tradisi ini digunakan para pemuda untuk uji ketangkasan dan menunjukkan kematangan secara fisik.Β 
Β 
Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Masyarakat Nias memaknai tradisi ini sebagai proses pendewasaan dan pembentukan karakter yang kuat untuk menjalani kehidupan.
Β 
Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Ketika ritual Fahombo dilaksanakan, pemuda Nias akan mengenakan pakaian adat pejuang. Batu yang harus dilompati berbentuk seperti sebuah piramida dengan permukaan atas yang datar.Β 
Β 
Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Tingginya kurang lebih dua meter, dengan lebar sekitar satu meter. Ketika melompat tidak diperbolehkan menyentuh batu, sebab jika kulit menyentuh batu, maka mereka dianggap belum berhasil.
Β 
Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Keberadaan lompat batu ini merupakan warisan tak ternilai dari para leluhur dan bukti sejarah akan kejayaan nenek moyang masyarakat Nias yang patut dijaga serta dilestarikan.
Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.
Lompat batu adalah sebuah kearifan lokal yang kini telah menjadi salah satu warisan budaya dunia.
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan
Menjaga Warisan Tanda Kedewasaan


Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads