Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota

Foto

Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota

Pradita Utama - detikNews
Minggu, 05 Des 2021 08:15 WIB

Jakarta - Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Jakarta adalah pusat Ibu Kota di Indonesia yang memiliki roda perputaran ekonomi sangat cepat karena juga menjadi pusat bisnis. Oleh karena itu kota ini menjadi magnet tersendiri bagi sebagian orang dan para perantau yang mencari peruntungan di Jakarta.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Salah satunya adalah Nyai (55). Ibu ini terpaksa harus mencari nafkah di Jakarta dengan berjualan cemilan dan es untuk menyambung hidupnya. Ia juga harus menjadi tulang punggung keluarga untuk kedua anak dan cucunya yang koni tinggal mengontrak di sebuah rumah petak kecil dibilangan Jakarta Selatan.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Jakarta yang jadi pusat episentrum ekonomi itu memang sangat menjanjikan bagi siapa pun yang ingin berkarir di Ibu Kota, meskipun terbilang sangat kejam. Hal itu tak membuat nyali para perantau ini menciut. Meski ketimpangan sosialΒ sudah tergambar jelas dalam visual ini. Asalkan mereka bisa hidup di Jakarta.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Tak sedikit dari mereka yang merantau sudah dalam status single parents. Bersama kedua orang anaknya mereka rela tinggal di Kampung Pemulung Gasong Jakarta Selatan. Bahkan, sudah ada yang tinggal hingga 10 tahun lamanya dan berprofesi sebagai pemulung atau sekadar berjualan makanan kecil karena tak punya keahlian apapun demi bertahan hidup.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Kehidupan di Jakarta memang terkenal keras. Setiap harinya ribuan pekerja kantoran selalu dibayangi dengan kecemasan dan kemacetan lalu lintas yang sangat parah. Bahkan sebagian dari para pekerja kantoran di Jakarta itu harus rela bangun lebih awal dari ayam berkokok setiap paginya.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Tetapi hal itu akan berbanding berbalik jika para kaum migran ini tak mampu mengikuti arus cara kerja Ibu Kota yang dituntut bekerja dengan cepat tanpa batas waktu, "Infinity City”.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Tingginya harga properti di Ibu Kota, membuat para pekerja harus memilih untuk tinggal dan menetap di pinggiran Jakarta. Mereka harus rela membeli rumah di luar Jakarta karena harganya masih terjangkau meski jaraknya terbilang cukup jauh.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Tak sedikit dari para perantau ini harus hidup serba kekurangan dan terpaksa tinggal di tanah yang bukan semestinya. Seperti tanah kuburan, pinggiran aliran sungai atau tempat lainnya.Β Ada juga para pemulung yang tinggal dari bangunan semi permanen hasil mulungnya seperti triplek dan kayu untukΒ dijadikan tempat singgah.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

TakΒ bisa dipungkiri setiap tahun banyak sekali para perantau yang berdatangan ke Ibu Kota. Menurut data Biro Tata Pemerintah tahun 2017, jumlah pendatang mencapai 70.752 orang. Pada 2018, jumlah itu meningkat dua persen menjadi 72.167 orang dan terus meningkat pesat setiap tahunnya. Bahkan Gubernur Anies Baswedan mengingatkan para perantau agar memiliki skill dan kemampuan agar bisa bertahan hidup di Jakarta.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Ditambah lagi dengan kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi hampir 2 tahun ini, ketimpangan sosial dan ekonomi semakin jelas terlihat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Rasio GiniΒ DKI Jakarta berada di level 0,409 pada Maret 2021. Hal itu menandakan bahwa menurunnya daya beli masyarakat dan semakin banyak pengangguran di Ibu kota.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Masalah kemisikinan di Indonesia khususnya Jakarta akan selalu ada dan ketimpangan sosial serta ekonomi pun terus bergejolak. Terlebih pandemi COVID-19 yang masih berlanjut membuat pemerintah gencar melakukan pemulihan ekonomi nasional, yang salah satunya adalah penyediaan lapangan pekerjaan.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Berdasarkan hasil survei BPS DKI Jakarta per-periode September 2021 angka kemiskinan di Jakarta meningkat 4,72 persen yang berarti sebanyak 500.000 warga jatuh dalam jurang kemiskinan.Β Ini jugaΒ menjadi salah satu kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat. Keadaan ini yang membuat seseorang tak memiliki akses atas kesehatan, pendidikan, listrik, air, serta akses-akses lainnya yang seharusnya dimiliki untuk menopang kehidupan mereka sehari-hari.Β 

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Kemiskinan juga dapat menyebabkan ketidakmerataan akses terhadap sumber daya ekonomi yang berdampak pada tidak terpenuhinnya hak-hak dasar yang dibutuhkan oleh manusia untuk bertahan hidup. Bagi para perantau, Jakarta menjadi surga duniawi yang memiliki kemampuan baik dari segi pendidikan, keberanian, ekonomi dan sosial.

Inilah cerita tentang kehidupan di Ibu Kota Jakarta yang sangat kontras dan tergambar jelas akan ketimpangan antara si kaya dan miskin lewat visualisasi ini.

Walaupun demikian, Jakarta tetaplah Ibu Kota Indonesia yang menyajikan kemegahan, kemeriahan hingga kekayaaan bagi siapapun yang mampu bertahan dan mengendalikan kota tersibuk ini. Tapi ingat! Jakarta pasti akan selalu menghadirkan ketakutan, ketimpangan dan kemiskinan bagi mereka yang tak cukup tangguh hidup dan bertahan di gemerlap kota besar ini.

Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota
Gambaran Nyata Ketimpangan Hidup di Ibu Kota


Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads