Jakarta - Presiden Joko Widodo membeberkan klaim capaian dan komitmen Indonesia dalam menangani perubahan iklim di COP26. Hal itu langsung disorot pemerhati lingkungan.
Foto
Pidato Jokowi Pamer soal Iklim di COP26 Disebut Tak Sesuai Realitas

Dalam pidato berdurasi empat menit, Jokowi mengklaim Indonesia berhasil menurunkan laju deforestasi secara siginifikan pada 2021, bahkan terendah dalam dua dekade terakhir. Pidato itu mendapat sorotan tajam dari pemerhati lingkungan yang menganggap apa yang disampaikan Jokowi tidak sesuai realita. oto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden.
Diungkap Greenpeace, faktanya deforestasi di Indonesia justru meningkat dari yang sebelumnya 2,45 juta ha (2003-2011) menjadi 4,8 juta ha (2011-2019). Padahal Indonesia sudah berkomitmen untuk menekan laju deforestasi. Foto: DW.
Tren penurunan deforestasi dalam rentang 2019-2021 tidak lepas dari situasi sosial politik dan pandemi yang terjadi di Indonesia sehingga aktivitas pembukaan lahan terhambat. Deforestasi di masa depan akan semakin meningkat saat proyek food estate, salah satu proyek PSN dan PEN dijalankan. Foto: BBC World.
Kebakaran hutan diklaim turun 82 persen di tahun 2020, padahal penurunan luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2020 jika dibandingkan 2019 yang mencapai 296.942 hektar ini adalah angka kebakaran yang luasnya setara dengan 4 kali luas DKI Jakarta. Foto: Willy Kurniawan/Reuters.
Penurunan ini juga disebabkan gangguan anomali fenomena La Nina bukan sepenuhnya hasil upaya langsung pemerintah. Foto: Willy Kurniawan/Reuters.
Indonesia memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia yaitu 3.489.140,68 ha (2015) yaitu 23 persen dari ekosistem mangrove dunia. Namun lebih dari setengah dalam kondisi rusak yaitu seluas 1.817.999,93 ha. Foto: Agus Suparto.
Rencana pemerintah untuk merestorasi hutan mangrove seluas 600.000 ha di tahun 2024 terdengar sangat hebat, tetapi jika dibandingkan luas hutan mangrove yang rusak di Indonesia yang telah mencapai 1,8 juta hektar, hal ini tidak ambisius mengingat hutan mangrove mempunyai fungsi ekologi yang sangat vital bagi kawasan pesisir yang saat ini sedang menghadapi ancaman krisis iklim. Foto: BBC Magazine.
Jokowi menyebut Indonesia telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara 2010-2019. Capaian ini perlu dipertanyakan mengingat terdapat peningkatan deforestasi seperti disebutkan sebelumnya. Walau diklaim ada penurunan deforestasi, namun kurang berarti karena ada pergeseran area terdeforestasi dari barat ke timur (Papua). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi.
Analisis Greenpeace Indonesia dan The Tree Map menemukan seluas 3,12 juta ha perkebunan sawit ilegal dalam kawasan hutan hingga akhir 2019, setidaknya 600 perusahaan perkebunan di dalam kawasan hutan, dan sekitar 90.200 ha perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan konservasi.Β Pemerintah menyebutkan sektor kehutanan dan lahan yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia akan mencapai carbon nett sink pada 2030. Sudah saatnya Indonesia mengakhiri deforestasi yang didukung undang-undang, kebijakan ketat yang mengakui hak atas tanah adat, melindungi hutan secara total. Masyarakat adat dan praktek pengelolaan berkelanjutan terhadap sumberdaya alam adalah solusi untuk krisis iklim. Foto: Danu Damarjati/detikcom.
Pada sektor energi, Indonesia akan menjalankan pengembangan ekosistem mobil listrik. Sementara sektor kelistrikan Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, khususnya batu bara.Β Jika pengembangan mobil listrik tersebut dilakukan dengan kondisi jaringan yang masih brown, maka tujuan pengurangan emisi secara signifikan tidak akan tercapai karena hal tersebut sama saja dengan memindahkan emisi dari sektor transportasi ke sektor pembangkitan listrik. Foto: Pradita Utama/detikcom.
Selain itu, Indonesia juga dihadapkan dengan permasalahan oversupply listrik yang mencapai 45% di Pulau Jawa-Bali dan 55% di Pulau Sumatera dan juga pembangunan PLTU batu bara baru sebesar 12,5 Gigawatt di wilayah-wilayah tersebut. Foto: Dok. PT Indo Raya Tenaga.
Pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk biofuel. Biofuel merupakan solusi semu bagi transisi energi, karena akan menaikkan laju deforestrasi untuk pemenuhan produksi dan akan memperlebar penyelewengan penggunaan dana pemulihan ekonomi kepada subsidi minyak bumi dan kegiatan ekstensifikasi lahan bagi industri berbasis kelapa sawit. Foto: ANTARA FOTO/AKBAR TADO.
Pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia. Indonesia seharusnya menempuh transisi ke ekonomi hijau dalam bentuk perubahan kebijakan mendasar, dan implementasinya seperti transisi energi secara masif dan cepat, untuk mencapai zero emission di 2050. Bukan malah terjebak pada proyek-proyek rekor seperti PLTS terbesar dan kawasan hijau terbesar. Foto: Rengga Sancaya/detikcom.
Carbon market dan carbon price harus menjadi bagian dari upaya penanganan isu perubahan iklim. Greenpeace secara tegas menolak rencana penyeimbangan karbon atau carbon offset, Greenpeace menyebut itu solusi palsu bagi iklim, yang hanya akan memindahkan tanggung jawab, dibanding penurunan emisi karbon secara langsung dan masif. Foto: Pradita Utama/detikcom.