Bekasi - Ribuan pemulung menggantungkan hidupnya mencari harta karun di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang mengais sisa-sisa buangan warga Ibu Kota.
Foto
Mencari Harta Karun di Gunungan Sampah Bantargebang

TPST Bantargebang Bekasi layaknya rumah dan harapan bagi ribuan pemulung yang mengais sisa-sisa pembuangan dari warga Ibu Kota, sebagian merasa terpinggirkan namun ada pula yang menganggapnya Bantargebang adalah takdir dan pilihan hidupnya.
Bau tak sedap dan ancaman penyakit tak lagi terfikirkan, para pemulung terus fokus memilah sampah-sampah yang baru datang di puncak gunung sampah Bantargebang.Β Tak perlu repot-repot berpendidikan tinggi, cukup bermodalkan kemauan yang kuat, para pemulung ini dapat langsung bergabung mencari barang-barang yang bernilai jual kembali.
Seorang pemulung yang enggan disebutkan namanya itu bercerita akan kedatangannya ke Bantargebang. Ini menjadi pilihan terakhir guna mencari nafkah yang halal, terlebih di sisa usianya yang semakin tua membuatnya tak lagi mampu bersaing di dunia kerja.
Ada juga dari mereka yang bercerita akan masa lalunya tak menyelesaikan sekolah dasar. Alhasil, disinilah ujung persinggahannya di Bantargebang Bekasi. Masa-masa kelam mereka terhapus dengan senyum ramah para pemulung lain yang juga mencari rezeki yang sama. Ada pula yang justru menemukan jodoh dan menikah di Bantargebang.
Ketelitian menjadi modal paling utama disini, jika beruntung para pemulung kerap mendapat barang berharga seperti emas, handphone hingga uang. Barangβbarang yang berharga mahal dapat dijual kepada pengepul.Β Benda-benda yang dikatakan sampah di perkotaan menjadi berkah tersendiri bagi mereka. Sebut saja plastik sekali pakai, kertas, karung-karung bekas hingga busa kasur dapat diubahnya menjadi uang.
Di puncak gunung Bantargebang terdapat tenda-tenda kecil yang dibangun oleh para pemulung sebagai pelindung dari teriknya matahari. Beginilah potret saat pemulung itu bersantai diatas tumpukan sampah.
Guna mengurangi teriknya matahari tak jarang baju partai disulap menjadi pelindung wajah bagi mereka.Β Sampah-sampah temuan itu juga tak jarang dijadikan mainan para pemulung guna menghapus rasa jenuh saat bekerja, seperti terompet yang ditemukan ini.
Bukan hanya orang dewasa dan lansia, ironisnya anak-anak juga turut menemani orang tuanya untuk mencari harta karun di tumpukan sampah.Β Meski dengan risiko kesehatan dan kecelakaan yang tinggi, para pemulung itu justru mengaku sudah kebal dan jarang terkena penyakit meski virus corona sedang melanda negeri ini.
Panas dan hujan bukanlah rintangan utama, Rungkat (50) mengatakan para pemulung hanya takut jika saat ada petir. Di bantargebang ia memboyong 5 anak dan istrinya untuk mencari rezeki.
Sampah-sampah rumah tangga, pasar, jalan dan sebagainya kini bercampur dengan sampah medis seperti masker yang berisiko menularkan penyakit.
Hamparan luas di puncak gunung sampah ini memiliki 5 zona, empat diantaranya diketahui hampir mencapai kapasitas maksimal. Kiriman sampah yang mencapai 7000 ton perhari membuat gunung sampah di sini terancam penuh bahkan diprediksi pada tahun ini.
Meski diprediksi penuh baru-baru ini Pemprov DKI dan Pemkot Bekasi sepakat memperpanjang kerjasama terkait pembuangan sampah di lokasi ini hingga 2026 atau 5 tahun kedepan. Agar tidak cepat penuh berbagai upaya dilakukan mulai dari mengubah sampah menjadi energi hingga pembuatan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter.
Kegiatan pemulung sedikitnya membantu meringankan kerja para pemangku kebijakan, seperti menyortir sampah-sampah yang dapat didaur ulang dan diubah menjadi pundi-pundi rupiah.
Andai warga Ibu Kota sadar mungkin para pemulung akan kesulitan mencari sampah yang laku untuk dijual kembali. Untungnya sampah-sampah yang dibuang dan ada di Bantargebang sebagian masih bernilai jual, sehingga bisa menjadi ladang uang bagi mereka.
Aktivitas di gunung sampah juga terus berjalan, sejumlah pemulung juga berganti shift dengan dibantu penerangan senter seadanya mereka mencari sampah hingga malam hari. Beberapa dari mereka juga sanggup untuk bekerja hingga ketemu pagi lagi.
Sejatinya Bantargebang memiliki cita-cita untuk mengembalikan lingkungan menjadi normal seperti sedia kala meski hitungan menyebut sampah plastik baru akan terurai hingga ratusan tahun sementara sampah-sampah baru terus berdatangan setiap harinya tanpa libur. Akankah gunungan-gunungan sampah di Bantagebang itu terus akan menjadi sumber pencaharian para pemulung. Ataukah berubah menjadi melapetaka?