Canterbury - Penulis Abdulrazak Gurnah dinyatakan dapat nobel sastra, Kamis (7/10). Ia yang mengungsi ke Inggris tahun 1968 itu tidak dapat menyembunyikan rasa sukacitanya
Foto
Ekspresi Abdulrazak Gurnah, Bekas Pengungsi Afrika yang Raih Nobel Sastra

Abdulrazak saat ditemui wartawan di rumahnya, di Canterbury, Inggris (7/10/2021). Abdulrazak Gurnah lahir di Zanzibar (kini Tanzania) pada 1948. Ia mengungsi ke Inggris saat terjadi konflik dan menyasar etnis tertentu, tahun 1968.
Sebelumnya, ia merupakan Profesor Sastra Inggris dan Pascakolonial di University of Kent, Canterbury, hingga pensiun baru-baru ini.
"Novel-novelnya melompat dari deskripsi stereotipe dan membuka pandangan kita ke Afrika Timur yang beragam secara budaya, namun belum dikenal banyak orang di bagian lain dunia," lanjut penyelenggara Nobel.
Abdulrazak Gurnah kini tercatat dalam British Council sebagai pengajar Sastra Inggris University of Kent dan sebagai editor rekanan jurnal Wasafiri.
Secara akademis, Gurnah menaruh ketertarikan pada penulisan era pascakolonial dan pembahasan terkait kolonialisme, terutama yang berkaitan dengan Afrika, Karibia, dan India.
Abdulrazak Gurnah terkenal berkat karyanya, Paradise pada 1994. Karyanya tersebut masuk dalam berbagai daftar pendek ajang penghargaan, seperti Costa Book Award (Whitbread Award). Selain Paradise, Abdulrazak Gurnah juga dikenal berkat karyanya yang bertajuk Desertion (2005) dan By the Sea (2001).