Sumatera Selatan - Hendri Aswan sedang membuat tusuk sate dari bambu di Desa Tanjung Malang, Muara Enim, Sumsel. Sebelum jadi perajin, Hendri merupakan seorang penambang ilegal.
Foto
Eks Penambang Ilegal Banting Setir Jadi Perajin Tusuk Sate

Hendri memotong batang bambu menjadi beberapa bagian untuk dijadikan tusuk sate di Desa Tanjung Malang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Sumatera Selatan merupakan daerah lumbung energi batu bara terbesar di Pulau Sumatera. Tak hanya di lahan tambang yang dikelola perusahaan, batu bara itu juga kerap diambil oleh warga di lahan-lahan miliknya. Sebelum banting setir menjadi perajin tusuk sate, Hendri pun sempat menjadi penambang ilegal.
Hendry pernah menjadi penambang ilegal kurang lebih 3 tahun tersebut sempat ketauhan saat razia aparat keamanan. Beruntung, ia bersama lima orang lainnya dari berbagai daerah mendapat kesempatan diajak dalam program pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk Penanggulangan Pertambangan Tanpa Izin (PETI) PTBA PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) untuk ikut pelatihan olahan bambu di Komunitas Nusantara Bambu Lampung.
Ia pun tertarik karena bambu merupakan material yang banyak tumbuh di tempat tinggalnya. Di Lampung, Hendry dilatih membuat berbagai produk olahan bambu. Mulai dari tusuk sate, arang, pupuk, obat herbal, hingga handycraft dari bambu.
Ia pun diminta untuk menerapkan hasil latihannya tersebut di tempat tinggalnya.
Saat ini ia sudah memiliki 2 mesin pengolahan bambu yang diberi anggota anggota holding industri pertambangan Indonesia atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) tersebut.
Hendry menjemur tusuk sate buatannya.
Tidak hanya tusuk sate, Hendry juga membuat kerajinan lainnya yang terbuat dari bambu.
Sementara itu, Ketua Komunitas Bambu Nusantara Lampung, Aang Hariadi menjelaskan pihaknya sudah melatih tiga angkatan dalam pelatihan olahan bambu yang bekerja sama dengan PTBA.
Ketua Komunitas Bambu Nusantara Lampung, Aang Hariadi mengatakanΒ limbah bambu ini juga kemudian bisa digunakan untuk arang yang bisa menandingi briket. Komunitas ini pun sudah memiliki pasar sendiri hasil olahan bambu ini.