Kabul - Gadis Afghanistan berusia 18 tahun ini punya mimpi jadi dokter. Namun, cita-cita itu terancam pupus usai Taliban kuasai Kabul dan daerah lainnya di Afghanistan.
Foto
Nasib Gadis 18 Tahun di Afghanistan, Terancam Putus Sekolah Gegara Taliban

Salgy Baran (18) diketahui meraih nilai tertinggi di seluruh negeri pada ujian masuk universitas Afghanistan tahun ini.
Keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas begitu besar. Terlebih gadis berusia 18 tahun itu punya cita-cita untuk menjadi dokter di Afghanistan. Β
Namun, mimpi Baran terancam pupus usai Taliban menguasai Kabul dan sejumlah daerah penting lainnya di Afghanistan. Kekhawatiran tak lagi dapat melanjutkan pendidikan pun muncul di benak remaja putri tersebut. Kekhawatiran itu muncul bukan tanpa alasan. Seperti diketahui, Taliban memiliki pandangan yang berbeda terkait pendidikan untuk anak-anak perempuan.Β Β
Ketika terakhir kali Taliban menguasai Afghanistan, perempuan dilarang bersekolah atau bekerja di luar rumah. Mereka hanya bisa keluar jika ditemani oleh kerabat laki-laki, dan itupun harus mengenakan burqa. Kini Taliban kembali jadi sorotan usai menguasai Kabul. Sikap mereka atas hak-hak kaum perempuan pun disorot warga dunia. Melansir AP, para pemimpin Taliban mengatakan perempuan dan anak perempuan akan dapat bersekolah dan bekerja sesuai dengan aturan hukum Islam. Namun tak ada keterangan yang lebih spesifik terkait dengan pernyataan tersebut.
Di tengah kekhawatiran akan masa depannya, Baran bercerita bahwa cita-citanya untuk menjadi dokter telah muncul sejak ia masih muda. Baran mengatakan ia dibesarkan dalam keluarga kelas menengah di kawasan pedesaan Afghanistan timur, di mana perawatan medis masih kurang. Ketika dia berusia 7 tahun, ayahnya yang menderita diabetes meninggal setelah dokter memberinya insulin overdosis, katanya. Kematian ayahnya mendorong Baran untuk menjadi dokter yang tidak melakukan kesalahan sehingga dapat membantu kesembuhan banyak orang. Β
Cita-cita Baran untuk menjadi dokter didukung oleh keluarganya. Ia dan keluarganya pun kemudian pindah ke Kabul pada tahun 2015 untuk mendukung studi gadis berusia 18 tahun itu. Sebelum Kabul diambil alih Taliban, Baran sempat mengikuti ujian masuk universitas dan meraih nilai tertinggi di seluruh Afghanistan. Hal itu membuatnya diterima di Universitas Ilmu Kedokteran Kabul yang merupakan sekolah terbaik di negara tersebut. Namun kegembiraan Baran untuk bersiap menempuh pendidikan dokter terancam pupus usai Taliban menguasai Kabul. Baran pun kini khawatir dengan masa depannya sebagai seorang perempuan yang hidup di tengah kepemimpinan Taliban di Afghanistan.