Jakarta - Kehadiran orang-orang baik di tengah pandemi bagai oasis di tengah padang pasir. Atasnama kemanusiaan mereka hadir berbagi bak malaikat tak bersayap.
Foto
Aksi-aksi Malaikat Tak Bersayap di Tengah Pandemi

Fauzi pemilik isi ulang oksigen di Jalan Pramuka No: 16C, Matraman, Jakarta Timur melakukan aksi sosial dengan melayani isi ulang bayar seikhlasnya dan khusus dihari Jumat di gratiskan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kontribusi kepedulian dalam mengatasi krisis oksigen di masa pandemi COVID-19.
Fauzi telah menjalankan bisnis ini selama kurang lebih 15 tahun. dilema yang dihadapi pun sudah tak begitu berarti. Saat itu Ia mengaku dihadapkan pada 2 pilihan, yakni mendapatkan untung besar atau memilih untuk bersedekah.
Pengisian oksigen itu terbuka untuk masyarakat umum selama persediaan masih ada. Agen ini menyiapkan 10 tabung oksigen berukuran 10 meter kubik. Kurang lebih cukup untuk 100 orang yang datang dengan membawa tabung kecil 1 meter kubik setiap harinya.
Arief Bobhiel selaku tim pelaksana Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen mengatakan gerakan ini merespon akan kebutuhkan oksigen dengan mengalihkan donasi yang sudah terkumpul untuk membeli tabung plus isi, regulator, dan nasal untuk dipinjamkan secara gratis kepada warga positif COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri.
Sebagai informasi, Indonesia juga dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia menurut Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021. Tingkat kesukarelawanan di Indonesia terbilang lebih tinggi dari negara-negara lain, yakni tiga kali lipat dari rata-rata global.
Koordinator Dapur Umum Jodi Cross Ante (40) bersama tim sejak tengah malam sudah sibuk menyiapkan berbagai macam bahan makan untuk diolah menjadi makanan siap saji yang akan diberikan kepada warga yang menjalani isoman dan warga yang terdampak Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Setiap harinya mereka menyiapkan 1000-2000 nasi bungkus dengan berbagai macam jenis makanan yang dibagikan kepada warga untuk makan siang di berbagai wilayah Jabotabek. Hal ini sudah mereka lakukan sejak awal Juli 2021 saat awal pelaksanan PPKM Darurat hingga kini.
Sebuah warteg dibilangan Ampera, Jakarta Selatan melakukan aksi memberikan makanan gratis setiap hari kepada warga yang membutuhkan. warteg modern dengan konsep kekinian ini ikut serta meringankan beban warga yang terdampak PPKM.
Meski ikut terdampak PPKM, ia tetap bersyukur dan ikut berbagi untuk masyarakat yang membutuhkan dengan memberikan nasi gratis, mulai dari hanya 20 bungkus, kini bisa mencapai 325 bungkus dalam seharinya.
Pembagian nasi bungkus gratis sudah berjalan selama hampir satu bulan dan direncanakan akan berjalan selama PPKM berlangsung. Siapapun dapat mengambil nasi bungkus gratis tersebut yang diletakkan di keranjang plastik ramping berwarna hijau di pinggir jalan depan Wartegan.
Warga Kampung Joyosuran, Solo, menggelar Aksi Sosial untuk Gizi Anak dengan menyediakan makanan serta melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, hal itu dilakukan untuk memastikan kesehatan warga khususnya anak-anak di masa Pandemi.Β Agung Mardika/detikcom
Warga Kampung Joyosuran, Solo, menggelar Aksi Sosial untuk Gizi Anak dengan menyediakan makanan serta melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, hal itu dilakukan untuk memastikan kesehatan warga khususnya anak-anak di masa Pandemi.Β Agung Mardika/detikcom
(Kiri atas serah jarum jam) Rofiq Nur Amrullah, Kevin, Brilianto Aprilianto dan Muhammad Zaki merupakan sedikit dari ratusan relawan pengawal ambulance yang setiap harinya mengawal laju ambulance guna memecah kepadatan lalu lintas di Bekasi dan Jakarta.
Di masa pandemi para relawan ini lebih sering berada dijalanan untuk menolong ambulance baik pasien covid dan non covid untuk mendapatkan pertolongan di rumah sakit. Mereka bekerja tanpa pamrih dan tidak mengharapkan mendapatkan imbalan. Untuk operasional mereka merogoh kantong sendiri.
Berdasarkan data Charities Aid Foundation (CAF), lebih dari 8 dari 10 orang Indonesia berdonasi tahun ini. Selain itu, tingkat kesukarelawanan di Indonesia terbilang lebih tinggi dari negara-negara lain, yakni tiga kali lipat dari rata-rata global. Data dari CAF terlihat gambaran aktivitas amal di seluruh dunia dengan melihat tiga aspek aktivitas memberi, yakni membantu orang asing, donasi untuk amal, dan menjadi sukarelawan sebuah organisasi. Dilihat dari ketiga aspek ini, Indonesia memiliki poin 65 untuk memberi bantuan pada orang asing, 83 untuk donasi, dan 60 untuk keterlibatan menjadi sukarelawan.