Madura - Madura saat ini kembali disorot karena masyarakatnya yang tidak percaya dengan COVID-19. Padahal saat ini daerah itu masuk dalam kategori PPKM level 3.
Foto
Viral Perangai Warga Madura Hadapi COVID-19

Beberapa hari lalu sempat viral cuitan twitter milih salah satu warga di Madura yang menulis bahwa Madura saat ini tidak terlalu peduli dengan Corona. Ulet Ifansasti/Getty Images
Hal tersebut bermula pada viral sebuah cuitan di akun twitter @Antonius061 tentang 'Mati Corona Ala Madura'. Cuitan itu berisi tulisan dari Firman Syah Ali yang menceritakan kondisi Pamekasan tampak normal dalam status PPKM level 3, padahal pandemi COVID-19 tengah melonjak saat ini. Chris McGrath/Getty Images
Saat dihubungi Detikcom tulisan tersebut benar adanya dan sesuai kenyataan di lapangan. Dai menjelaskan warga di Pamekasan tetap menjalankan aktivitas normal selama PPKM level 3-4. Menurutnya banyak hajatan yang digelar warga di Pamekasan. Chris McGrath/Getty Images
Bahkan banyak hajatan yang dilakukan tanpa protokol kesehatan dengan mengundang orang banyak. Dan herannya kegiatan itu tidak ditegur Pemkab Setempat. Chris McGrath/Getty Images
Firman yang juga keponakan Mahfud Md ini menyebut akhir-akhir ini ada imbauan dari Ketua DPRD Pamekasan agar tidak mengumumkan kematian warga melalui TOA masjid. Hal ini untuk menjaga kondisi psikis warga. Ulet Ifansasti/Getty Images
Perlu diketahui Sekitar 100 tahun silam, Madura pun pernah diamuk Flu Spanyol yang ganas dan menewaskan sebanyak 4 juta lebih orang madura. Robertus Pudyanto/Getty Images Â
Mirip COVID-19 hari ini, Flu Spanyol menyerang sistem pernapasan, melalui penularan dari cairan tubuh orang yang terinfeksi, ketika batuk, bersin, atau berbicara. Bedanya, virus influenza tipe A H1N1 membunuh mereka yang berusia produktif, antara 20 tahun hingga 40 tahun, meski anak-anak dan orang tua pun cukup rentan. Ed Wray/Getty Images Â
Menurut Bupati Bangkalan, Abdul Latif Amin, lonjakan kasus COVID19 di Bangkalan salah satunya karena masyarakat abai protokol kesehatan. Terutama saat liburan hari raya Idulfitri.JUNI KRISWANTO/AFP via Getty Images
Perlu diketahui saat ini kasus COVID-19 di Madura mencapai 5.549 khususnya di Kabupatem Bangkalan. Tetapi pada realitanya masih saja warga disana tetap menghindari kalimat Corona dengan mengganti dengan kalimat Penyakit Saat Ini. Robertus Pudyanto/Getty Images
Bahkan dalam tulisan si Firman, orang yang meninggal karena COVID-19Â tidak dilaporkan ke puskesmas tetapi tetap dimandikan biasa, disholati dan ditahlili biasa, sehingga tidak masuk data resmi korban Corona di Kabupaten setempat. Ed Wray/Getty Images
Begitu usai tahlilan biasanya beberapa tetangga dan keluarga almarhum menyusul meninggal dunia, namun tetap saja tidak disebut corona, mereka disebut mati kena penyakit yang sekarang ini. Robertus Pudyanto/Getty Images
Hal tersebut terjadi karena kurangnya edukasi dari pemkab setempat sehingga banyak warga yang tidak patuh terhadap prokes itu. Robertus Pudyanto/Getty Images
Menurut satgas COVID-19 di Jatim Jibril cuitan yang ditulis Firman itu menggambarkan jika edukasi COVID-19 terhadap warga di Madura sangat diperlukan. Robertus Pudyanto/Getty Images
Jibril juga berkaca dari sejarah dan jurnal di population studies. Sebab, disebutkan bahwa diprediksi saat Spanish flu tahun 1918-1919, 23,71% populasi Madura meninggal saat pagebluk. Budiono/ Sijori images/Barcroft Media via Getty Images
Jibril mengatakan berdasarkan aplikasi Bersatu Lawan COVID-19 per 27 Juli, terlihat kepatuhan masyarakat Madura pada protokol kesehatan di bawah 50%. JUNI KRISWANTO/AFP via Getty Images
Akankah sejarah kematian seperti flu Spanyol terulang kembali di Madura saat pandemi seperti ini ? Kita lihat saja. Robertus Pudyanto/Getty Images