Mengenal Jovenel Moise, Presiden Haiti yang Dibunuh

Presiden Haiti, Jovenel Moise, tewas dibunuh dalam serangan di kediaman pribadinya pada Rabu (7/7) dini hari.

Moise diketahui memimpin Haiti -- negara termiskin di benua Amerika -- melalui dekrit, setelah pemilu legislatif yang seharusnya digelar tahun 2018 tertunda akibat adanya perselisihan termasuk soal waktu berakhirnya masa jabatan Moise sendiri.

Sebelum menjadi presiden, pria kelahiran 26 Juni 1968 ini merupakan seorang pengusaha dan politikus.

Jovenel Moise resmi memenangkan pemilu pada November 2016. Pada 2019, gejolak politik bergemuruh di Haiti hingga berujung seruan pengunduran dirinya. Di tengah krisis politik yang melanda, aksi penculikan demi uang tebusan mengalami peningkatan di Haiti selama beberapa bulan terakhir.

Situasi ini mencerminkan semakin bertumbuhnya pengaruh geng-geng bersenjata di negara ini. Tidak hanya itu, Haiti juga menghadapi kemiskinan kronis dan bencana alam yang berulang.

Awal tahun ini, Moise mengklaim adanya upaya kudeta terhadap dirinya, saat masa jabatannya menjadi perselisihan sengit. Bahkan para demonstran sampai turun ke jalanan Haiti untuk memprotes Moise yang dianggap enggan mengakhiri masa jabatannya.

Perselisihan soal akhir masa jabatan Moise ini berawal dari dua interpretasi berbeda soal Konstitusi Haiti dan lamanya masa jabatan presiden. Para pemimpin oposisi menyerukan Moise untuk mengundurkan diri karena masa jabatannya berakhir pada 7 Februari 2021.

Namun Moise bersikeras bahwa masa jabatannya baru berakhir pada Februari 2022 mendatang. Hingga akhirnya Jovenel Moise yang berusia 53 tahun ini dibunuh dalam serangan pada Rabu (7/7) dini hari, sekitar pukul 01.00 waktu setempat. Ibu Negara, Martine Moise, juga terkena tembakan dalam serangan itu namun berhasil selamat meski mengalami luka-luka.