Jakarta - Warga suku Tengger menggelar ritual Yadnya Kasada 1943 Saka. Perayaan yang digelar kali kedua di masa pandemi COVID-19 itu, berlangsung tertutup dan sederhana.
Foto
Masih Ramai Aja Peringatan Yadnya Kasada di Bromo Saat Pandemi

Β Perayaan Hari Raya Nyadnya Kasada, digelar oleh warga suku Tengger di 4 kabupaten, Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Probolinggo, di Pura Poten Luhur di lautan pasir Gunung Bromo, Sabtu (26/6/2021).
Larung sesaji digelar sekira pukul 05.00 WIB atau sebelum matahari terbit.
Uniknya, saat larung sesaji di lempar ke kawah Gunung Bromo, banyak warga yang menunggu di tepi kawah. Tanpa ada rasa takut sedikitpun mereka berebut untuk mendapatkan sesuatu yang ada di dalam sesaji.
Β Dengan membawa yang berisi hasil bumi dan ternak, warga melarung sesaji itu ke Kawah Gunung Bromo.
Nyadnya Kasada, merupakan hari besar warga suku Hindu Tengger Bromo. Sejarah adanya Nyadnya Kasada sendiri berawal dari kisah Roro Anteng dan Joko Seger, keduanya pasangan suami istri. Joko Seger merupakan anak manusia yang berwibawa dan berbudi luhur, sedangkan Roro Anteng merupakan titisan dewi. Pasangan suami istri tersebut lama tak mempunyai keturunan.