Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya

ADVERTISEMENT

Foto

Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya

Jalu Rahman Dewatara - detikNews
Rabu, 02 Jun 2021 20:29 WIB

Kulon Progo - Seorang pria lansia telah tinggal di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun. Aksi ini dilakukan untuk menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tinggal dan menetap di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun terakhir. Waluyo (68) nama pria itu, mengaku menjalani aksi ini karena ingin menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Sekilas tak ada yang aneh di area pemakaman umum Dusun Karang Tengah Kidul, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo. Dari luar nampak ratusan nisan berjejer rapi dengan aneka ornamen yang menghiasinya. Terdapat pula aneka pohon yang biasa tumbuh di area pemakaman, seperti pohon kamboja, puring, hingga kantil.  

Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tinggal dan menetap di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun terakhir. Waluyo (68) nama pria itu, mengaku menjalani aksi ini karena ingin menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Namun jika kita masuk ke tengah area makam, bakal menemukan sebuah bangunan bercat hijau yang di dalamnya terdapat sejumlah nisan. Bangunan yang biasa disebut cungkup itu menjadi tempat Waluyo tinggal selama satu dasawarsa terakhir.  

Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tinggal dan menetap di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun terakhir. Waluyo (68) nama pria itu, mengaku menjalani aksi ini karena ingin menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Saat ditemui detikcom, Rabu (2/6/2021) sore, Waluyo tengah bersantai di atas karpet merah lusuh yang terbentang di pelataran cungkup. Karpet itu menjadi alas tidur lelaki kelahiran 1957 tersebut.  

Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tinggal dan menetap di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun terakhir. Waluyo (68) nama pria itu, mengaku menjalani aksi ini karena ingin menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Waluyo sudah tinggal di situ sejak 2011 silam. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pria bertubuh tambun ini bekerja serabutan. Paling sering jadi kuli bangunan. Pantang baginya meminta uang secara cuma-cuma.  

Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tinggal dan menetap di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun terakhir. Waluyo (68) nama pria itu, mengaku menjalani aksi ini karena ingin menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Masa kecil Waluyo dihabiskan di Karang Tengah Kidul. Beranjak dewasa, ia memutuskan merantau ke Lampung. Aksinya itu dilakukan pada tahun 1976 atau dua tahun setelah ayahnya meninggal dunia.  

Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tinggal dan menetap di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun terakhir. Waluyo (68) nama pria itu, mengaku menjalani aksi ini karena ingin menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Di tanah rantau itu, Waluyo memulai hidup baru. Ia bekerja, mencari nafkah, untuk menghidupi istri dan enam anaknya. Hal itu ia jalani selama puluhan tahun. Selama itu pula ia jarang sekali pulang ke kampung halamannya. Hingga suatu hari muncul rasa rindu dan bersalah di benak Waluyo.  

Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tinggal dan menetap di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun terakhir. Waluyo (68) nama pria itu, mengaku menjalani aksi ini karena ingin menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Dari perasaan itu, Waluyo memantapkan tekad untuk kembali ke tanah kelahirannya. Sekitar pertengahan 2011 ia akhirnya pulang, tetapi tidak ke bekas rumahnya dulu, melainkan ke makam ayah dan leluhurnya di Karang Tengah Kidul.  

Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tinggal dan menetap di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun terakhir. Waluyo (68) nama pria itu, mengaku menjalani aksi ini karena ingin menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Saat itu kata Waluyo, kondisi makam sangat memprihatinkan. Di sekelilingnya banyak ditumbuhi tanaman liar. Singkatnya makam tak terurus. Dari sinilah Waluyo lantas berikrar, bakal mengurus makam tersebut hingga terlihat layak. Sebelum masa itu tiba, ia berjanji tidak akan pulang ke Lampung.  

Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tinggal dan menetap di tengah area pemakaman umum selama 10 tahun terakhir. Waluyo (68) nama pria itu, mengaku menjalani aksi ini karena ingin menebus rasa bersalah terhadap mendiang orang tuanya.

Waluyo mengatakan, tinggal di makam sebagai jalan untuknya berbakti kepada orang tua. Ia menyebut, bisa dengan mudah mendoakan di dekat makam ayahnya. Di sisi lain ia merasa ada utang budi ke orang tua, dan rasa bersalah karena tidak mengurus ayahnya selama puluhan tahun.  

Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya
Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya
Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya
Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya
Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya
Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya
Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya
Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya
Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Makam Orang Tuanya


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT