Takut Kena Kutukan, Warga Desa Ini Pantang Jualan Nasi

ADVERTISEMENT

Foto

Takut Kena Kutukan, Warga Desa Ini Pantang Jualan Nasi

Rinto Heksantoro - detikNews
Sabtu, 22 Mei 2021 19:30 WIB

Kebumen - Sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah melarang warganya untuk berjualan nasi. Jika hal itu dilanggar, warga percaya akan ada musibah terjadi di desa tersebut.

Sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah melarang warganya untuk berjualan nasi. Jika hal itu dilanggar, warga percaya akan ada musibah terjadi di desa tersebut.

Adalah Desa Penimbun, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen yang seluruh warganya dilarang untuk berjualan nasi. Meski tidak ada aturan tertulis, namun semua warga tidak ada yang berani melanggar pantangan yang sudah ada turun temurun sejak nenek moyang terdahulu.

Sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah melarang warganya untuk berjualan nasi. Jika hal itu dilanggar, warga percaya akan ada musibah terjadi di desa tersebut.

Desa yang terletak sekitar 20 km ke arah barat laut dari kota Kebumen itu, hanya memiliki dua dusun yakni Krajan dan Prapatan. Saat detikcom menelusuri desa tersebut, sepintas tak ada yang berbeda dengan suasana pedesaan lainnya. Namun, meski banyak warga yang membuka warung, tak satupun dari mereka yang berani menjual nasi.

Sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah melarang warganya untuk berjualan nasi. Jika hal itu dilanggar, warga percaya akan ada musibah terjadi di desa tersebut.

Sekretaris Desa setempat, Simin Prayogi (36) yang ditemui detikcom menceritakan awal mula larangan berjualan nasi itu muncul. Meski tak tau persis sejak kapan, cerita itu sudah ada sejak zaman nenek moyang.

Sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah melarang warganya untuk berjualan nasi. Jika hal itu dilanggar, warga percaya akan ada musibah terjadi di desa tersebut.

Meski ada pantangan untuk berjualan nasi, namun warga masih diperbolehkan menjual ketupat atau lontong meski bahan dasarnya sama. Hal itu karena makanan itu memiliki nama yang berbeda.

Sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah melarang warganya untuk berjualan nasi. Jika hal itu dilanggar, warga percaya akan ada musibah terjadi di desa tersebut.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Desa Penimbun yakni Sarno (51) juga menceritakan hal yang tak jauh beda. Ia sendiri sudah sejak tahun 1997 membuka warung kelontong lengkap dengan segala keperluan warga termasuk sayur mayur, namun warungnya tidak menjual nasi.

Sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah melarang warganya untuk berjualan nasi. Jika hal itu dilanggar, warga percaya akan ada musibah terjadi di desa tersebut.

Sarno menjelaskan, Desa Penimbun sendiri berasal dari kata Tenimbun yang artinya timbunan atau tumpukan batu. Namun karena susah diucapkan, kata Tenimbun akhirnya berubah jadi Penimbun. Timbunan atau tumpukan bebatuan yang merupakan cikal bakal berdirinya desa itu pun hingga kini masih ada dan dikeramatkan oleh warga setempat.

Sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah melarang warganya untuk berjualan nasi. Jika hal itu dilanggar, warga percaya akan ada musibah terjadi di desa tersebut.

Konon, timbunan batu itu dikumpulkan dalam waktu semalam oleh seorang wali penyebar agama Islam yang saat itu akan membuat masjid sebagai tanda berdirinya desa tersebut. Namun karena saat itu warga masih banyak yang berjudi dan tidak bisa diingatkan, maka masjid itu urung dibuat.

Takut Kena Kutukan, Warga Desa Ini Pantang Jualan Nasi
Takut Kena Kutukan, Warga Desa Ini Pantang Jualan Nasi
Takut Kena Kutukan, Warga Desa Ini Pantang Jualan Nasi
Takut Kena Kutukan, Warga Desa Ini Pantang Jualan Nasi
Takut Kena Kutukan, Warga Desa Ini Pantang Jualan Nasi
Takut Kena Kutukan, Warga Desa Ini Pantang Jualan Nasi
Takut Kena Kutukan, Warga Desa Ini Pantang Jualan Nasi


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT