Sragen - Pemerintah Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah, kembali menyiapkan rumah berhantu sebagai lokasi karantina pemudik yang masih nekat dan membandel
Foto
Rumah Hantu di Sragen Siap Tampung Pemudik yang Bandel

Rumah hantu ini nantinya diperuntukkan bagi pemudik yang pulang lebih awal namun tidak mematuhi aturan isolasi mandiri.Β Lokasi rumah hantu itu dulunya merupakan gudang tas. Namun karena sudah belasan tahun tidak terpakai, warga kerap menyebut rumah tersebut angker.
Kepala Desa Sepat, Mulyono menjelaskan, meski aturan larangan mudik sudah ditegaskan oleh pemerintah berlaku 6 -17 Mei mendatang, pihaknya menengarai akan ada pemudik yang pulang lebih awal.
Pihaknya akan menerima para pemudik tersebut dengan syarat mau melaksanakan aturan karantina mandiri di rumah selama 14 hari.
Para pemudik ini nantinya akan diawasi ketat oleh relawan dan satgas jogo tonggo. Jika ada di antara mereka yang melanggar aturan atau membandel keluar rumah, satgas akan membawa pemudik tersebut untuk dikarantina di rumah hantu.
Di rumah hantu tersebut, pemudik akan diawasi oleh satgas jogo tonggo. Namun pada malam harinya, mereka harus melewatkan malam sendirian di tempat tersebut.
Karantina di rumah hantu ini sendiri dirasa cukup efektif untuk memberikan efek jera kepada warga yang membandel.
Buktinya tahun lalu enam pemudik membandel yang sempat dikarantina di rumah tersebut mengaku kapok karena kerap dihantui mimpi buruk semenjak menghuni rumah tersebut.
Dampaknya, para pemudik ini memohon untuk diperbolehkan pulang. Mereka berjanji akan menaati aturan karantina mandiri di rumah masing-masing.
Relawan satgas jogo tonggo Desa Sepat, Kecamatan Masaran Sragen, membersihkan rumah hantu lokasi karantina pemudik membandel, Jumat (24/4/2021).Β