Solo - Sebuah benda mirip tugu berdiri di halaman Masjid Agung Surakarta. Itu adalah jam matahari atau jam istiwak yang digunakan sebagai penunjuk waktu zuhur di Solo.
Foto
Potret Jam Istiwak, Penanda Zuhur di Masjid Agung Surakarta

Santri pondok Pesantren Tahfids Wa Ta'limil Qur'an masjid Agung Solo melihat jam Istiwak atau jam Bencet atau jam yang berfungsi saat matahari bersinar di halaman Masjid Agung, Solo, Jawa Tengah, Rabu (14/4).Β Β
Jam yang dibuat pada masa Raja Pakubowono VIII tahun 1784 Jawa/1855 Masehi itu memanfaatkan bayangan paralel sinar matahari untuk menjadi patokan waktu-waktu solat dan berbuka puasa saat Bulan Ramadhan. Β
Pantauan detikcom, jam istiwak tersebut terdiri dari dua bagian, yakni sebuah busur cekung dan sebuah besi berwarna perak yang berdiri tegak. Β
Pada busur cekung, terdapat angka-angka. Di atasnya terdapat besi panjang dengan sebuah paku yang melintang di tengahnya. Β
Saat cuaca cerah, paku pada jam istiwak akan membuat bayangan yang jatuh pada angka tertentu. Angka itulah yang yang menunjukkan waktu zuhur. Β
Bentuk jam yang relatif kecil membuat jemaah sering tidak menyangka bahwa tugu setinggi 150 cm dengan diameter 100 cm itu adalah jam matahari. Kini, takmir masjid memasang papan keterangan yang menjelaskan tentang jam matahari. Β
Namun jam istiwak itu saat ini sudah tidak difungsikan sebagai patokan waktu zuhur di Masjid Agung Surakarta. Takmir masjid menggunakan waktu salat sesuai dengan petunjuk Kementerian Agama. Β