Jakarta - Macet masih jadi momok di Ibu Kota. Selain integrasi transportasi publik, kehadiran trotoar yang aman untuk pejalan kaki juga jadi solusi atasi macet di Jakarta
Foto
Memuliakan Pejalan Kaki untuk Jakarta yang Bebas Macet

Seorang pejalan kaki melintasi trotoar di kawasan Jalan MH Thamrin-Sudirman, Jakarta, Selasa (16/3/2021).
Sebagai pusat pemerintahan serta pusat bisnis di Indonesia, Jakarta menjadi kota yang sibuk dengan hiruk pikuk aktivitas warganya. Sejumlah permasalahan pun mengiringi kesibukan Kota Jakarta, salah satunya adalah kemacetan.
Guna mengatasi kemacetan yang menjadi momok di Ibu Kota, Pemprov DKI Jakarta pun melakukan sejumlah upaya sebagai solusi mulai dari melakukan integrasi antar-transportasi publik hingga membenahi trotoar.
Pembenahan tersebut dilakukan agar masyarakat merasa aman dan nyaman dalam menggunakan transportasi publik serta melintas di trotoar, rasa aman dan nyaman itu pun seiring berjalannya waktu dapat mendorong masyarakat untuk membudayakan beraktivitas dengan menggunakan transportasi publik dari pada kendaraan pribadi sehingga volume kendaraan dapat berkurang dan mengurai kemacetan di sejumlah ruas Ibu Kota.
Salah satu trotoar yang telah dibenahi adalah trotoar di sepanjang Jalan Sudirman-Tharmin, Jakarta.
Di tahun 2021 ini, Pemprov DKI Jakarta pun diketahui akan melakukan penataan trotoar di 10 ruas jalan Ibu Kota. Penataan ini menelan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta 2021 senilai Rp 100 miliar.
Melalui penataan itu, nantinya lebar trotoar-trotoar tersebut akan disesuaikan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pejalan kaki yang melintas. Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho mengatakan lebar trotoar bervariasi antara 2 meter hingga 4 meter dan akan disesuaikan dengan lokasi penataan.
Kehadiran trotoar yang layak serta aman bagi pejalan kaki menjadi penting di kawasan Ibu Kota karena berkaitan dengan gencarnya integrasi antar-transportasi publik di Jakarta. Seperti diketauhi, trotoar atau jalur pejalan kaki kerap jadi penghubung antara satu transportasi publik dengan transportasi publik lain maupun bangunan baik gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan tempat tinggal warga. Kondisi trotoar yang aman dan nyaman membuat warga terdorong untuk berjalan kaki maupun menggunakan transportasi publik untuk beraktivitas dari pada menggunakan kendaraan pribadi.
Selain itu, sebagai sarana publik trotoar pun ditata dengan konsep ramah disabilitas. Hal itu terlihat dari kehadiran guiding block atau jalur penununjuk arah bagi tunanetra.
Pengawasan terhadap penggunaan trotoar yang kerap disalahgunakan oleh sebagian pengendara motor pun menjadi hal yang penting dilakukan agar pengguna jalan dapat merasa aman dan nyaman saat melintasi trotoar.
Kehadiran trotoar yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di sejumlah ruas Ibu Kota Jakarta.