Jakarta - Hari ini 41 tahun yang lalu tepatnya 14 Maret 1980 Proklamator Republik Indonesia, Bung Hatta meninggal dunia setelah beberapa hari mengindap sakit tua.
Foto
Mengenang Sosok Sang Proklamator Bung Hatta

41 tahun lalu, Jumat 14 Maret 1980, Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta, wafat dalam usia 77 tahun. Sepanjang hidupnya, tokoh kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, tersebut berjuang demi kesejahteraan bangsa Indonesia. dok. detikcom
Bung Hatta dikenal luas sebagai sosok yang cerdas, tekun, pendiam, tepat waktu, ringkas bila berbicara, jujur, dan hidup sederhana. Kepergiaannya pun meninggalkan duka teramat dalam bagi segenap rakyat Indonesia. dok. detikcom
Pendiriannya begitu teguh. Baginya, menjumpai rakyat Indonesia, khususnya generasi muda terpelajar, adalah kebahagiaan tersendiri. Betapa besar harapan Bung Hatta terhadap mereka sebagai penerus perjuangan bangsa. Dok. Setneg
Bung Hatta dikenal akan komitmennya pada demokrasi. Ia mengeluarkan Maklumat X yang menjadi tonggak awal demokrasi Indonesia. Di bidang ekonomi, pemikiran dan sumbangsihnya terhadap perkembangan koperasi membuat ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi. dok. detikcom
Memasuki 1979, kesehatan bapak tiga putri ini (Meutia Hatta, Gemala Hatta, dan Halida Hatta) menurun drastis. Kedua kakinya juga sering kaku sehingga membatasi geraknya. dok. TEMPO/Bachrun SEd Zoelverdi
Pada 3 Maret 1980, Bung Hatta masuk RS Cipto Mangunkusumo untuk menjalani serangkaian perawatan. Itulah untuk terakhir kalinya Bung Hatta pergi meninggalkan rumah. dok. TEMPO/Bachrun S
Dalam wasiatnya, Bung Hatta menyebutkan, bila kelak meninggal dunia, ia ingin dimakamkan di kompleks permakaman biasa. Maknanya ia enggan berpisah dengan rakyat Indonesia yang dicintainya. dok. TEMPO/A. Margana
Keluarga dan pemerintah mengikuti wasiat tersebut. Dengan diantar ribuan orang, Bung Hatta dimakamkan dengan upacara kenegaraan di TPU Tanah Kusir, di antara kuburan rakyat Indonesia, esok harinya. Betapapun jasad Bung Hatta amat pantas berada di taman makam pahlawan nasional. dok.TEMPO/Bachrun S/A. Muthalib
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Bung Hatta beserta anggota pemerintahannya pada tahun 1945. Bung Hatta terkenal dengan sifatnya yang menjunjung kesederhanaan. Walaupun perjalanan hidupnya sempat terjadi perpecahan antara Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta, namun dalam perpecahan itu Bung Hatta masih bertindak konstruktif. Beliau tidak kemudian menentang Bung Karno di muka umum. Beliau memberi kesempatan kepada Bung Karno untuk melaksanakan idenya. Itu berarti bahwa beliau tetap menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Getty Images/Express Newspapers
Dr. Moh. Hatta dianugrahi bintang RI klas I oleh presiden Soeharto tanggal 15 agustus 1972 di Istana Jakarta. dok. Setneg
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Bung Hatta beserta anggota pemerintahannya menghadapi juru kamera Inggris setelah rapat kabinet yang diadakan di kediaman Presiden di Batavia pada tahun 1945. Getty Images/Keystone
Mantan Wakil Presiden Indonesia, Mohammad Hatta, beserta delegasi Indonesia tiba di bandara Amsterdam untuk melakukan pembicaraan di Den Haag. Getty Images/Keystone
Penampakan rumah Bung Hatta yang berada di Jalan Soekarno Hatta No 37, Bukittinggi, Sumatera Barat. Rumah ini tidak jauh dari objek wisata Jam Gadang. Syanti/detikcom
Di rumah dua tingkat inilah Bung Hatta lahir dan tumbuh remaja. Banyak foto-foto Bung Hatta yang dipajang di dinding rumahnya. Syanti/detikcom
Rumah ini dibangun pada tahun 1860 dan direnovasi kembali di tahun 1995 oleh Pemerintah Bukittinggi yang bekerja sama dengan Universitas Bung Hatta. Syanti/detikcom