India - Kemiskinan jadi permasalahan di berbagai negara dunia. Di India, salah satunya, kemiskinan memaksa sejumlah anak mencari nafkah di usia belia. Berikut potretnya
Foto
Potret Pemulung Cilik dari Tanah India

Imradul Ali (10) berjalan pulang ke rumahnya usai mengumpulkan beragam benda daur ulang di pinggiran Gauhati, India.
Kegiatan harian Ali tak hanya diisi dengan sekolah dan belajar, demi memenuhi kebutuhan hidup, ia bekerja dengan mengumpulkan beragam material daur ulang dari tempat pembuangan sampah setelah pulang sekolah.
Seperti anak-anak lainnya, Ali yang masih berusia 10 tahun mengisi waktu di pagi hingga siang hari dengan menuntut ilmu di sekolah yang berada di dekat tempat pembuangan sampah di pinggiran Gauhati, India.
Dilansir dari AP, Ali berasal dari keluarga yang sebagian besar mata pencahariannya bekerja sebagai pemulung. Ayah, ibu, dan kakak laki-lakinya mendapatkan penghasilan dari mengumpulkan beragam benda daur ulang. Ali pun mulai melakukan pekerjaan yang sama lebih dari setahun yang lalu untuk membantu perekonomian keluarganya.
Kegiatan memulung itu ia lakukan setelah pulang sekolah.
Pasalnya, di pagi hari Ali belajar di sekolah yang berada di dekat tempat pembuangan sampah di pinggiran Gauhati, India.
Bersama dengan sejumlah anak lainnya, Ali menuntut ilmu di sekolah yang berada di area sekitar pembuangan sampah tersebut.
Sepulang sekolah, Ali tak lanjut bermain dengan teman-teman seusianya. Ia bergegas pulang untuk bersiap mengumpulkan benda-benda daur ulang di tempat pembuangan sampah.
Setelah berganti pakaian, Ali bersiap menuju ke tempat pembuangan sampah sembari membawa kantong kuning untuk menyimpan beragam benda daur ulang yang dikumpulkannya.
Ali mengumpulkan beragam benda yang sekiranya dapat didaur ulang di antara tumpukkan sampah. Dari memulung, Ali dapat menghasilkan 100 rupee atau sekitar Rp 19 ribu per hari, sementara anggota keluarganya yang lain masing-masing dapat menghasilkan sekitar 250 rupee atau Rp 48 ribu per hari.
Pandemi COVID-19 semakin membuat perekonomian keluarga Ali kian sulit. Dilansir dari AP, saat pembatasan aktivitas diberlakukan di India tahun lalu, keluarga Ali tak dapat pergi ke tempat pembuangan sampah dan menyaring sampah untuk dijual. Keluarganya pun bertahan hidup dengan menerima makanan dari organisasi bantuan.
Bekerja memang bukan hal yang mudah, terlebih untuk anak-anak. Namun, tak sedikit anak-anak yang mengalami nasib seperti Ali terpaksa untuk ikut bekerja mencari nafkah demi kelangsungan hidup diri sendiri maupun keluarga.
Mengutip AP, sensus terakhir India pada tahun 2011 menyebutkan jumlah total pekerja anak berusia 5 dan 14 tahun, termasuk pemulung, sekitar 10 juta.
Menurut analisis baru World Bank Group dan U.N. Children's Fund, diperkirakan satu dari enam anak, atau 356 juta di seluruh dunia, hidup dalam kemiskinan ekstrem sebelum pandemi mewabah di dunia. Jumlahnya pun diperkirakan akan memburuk secara signifikan akibat pandemi.
Ali mengatakan dirinya tak mau menghabiskan seluruh hidupnya bekerja sebagai pemulung, oleh karena itu, ia pun ingin dapat terus melanjutkan pendidikannya. Dilansir dari AP, ia mengatakan 'saya ingin melanjutkan sekolah dan ingin menjadi orang kaya' katanya.
Ayah Ali pun ingin putranya dapat terus melanjutkan pendidikan. Ia berharap dengan pendidikan, putranya dapat mengubah nasib keluarganya menjadi lebih baik.