Jakarta - Keluarga korban resmi menggugat perusahaan Boeing di Amerika Serikat. Begini operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang dilakukan pasukan khusus TNI AL.
Foto
Melihat Lagi Misi Pencarian Pesawat SJ182 oleh Pasukan Katak

Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB, kabar duka menyeruak di tanah air, pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 dengan jumlah penumpang 62 orang, rute Jakarta-Pontianak hilang kontak dan kemudian diketahui jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Menindaklanjuti kejadian itu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memberi perintah langsung kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Yudo Margono untuk menerjunkan pasukan khusus TNI AL dalam proses pencarian dan penyelamatan atau SAR (Search and Rescue) di wilayah tersebut.
Lokasi jatuhnya pesawat yang merupakan perairan laut, membuat Satuan Komando Pasukan Katak (Sat Kopaska) yang bermarkas di Pondok Dayung, Jakarta, menjadi andalan untuk misi pencarian, menyisir bawah air dengan para penyelamnya.
Sat Kopaska mendirikan sebuah tenda barak di pantai Tanjung Kait, Tangerang, Banten, pada Minggu, 10 Januari 2021 dini hari, untuk menjadi posko para manusia katak melakukan misi kemanusiaan mencari korban dan kepingan si burung besi.
Pada hari itu juga di pagi yang dingin pukul 05.30 WIB, para penyelam lengkap dengan peralatan mereka bersiap memulai pencarian. Kapal cepat Kal Kilat dan Sea Rider menunggu di dermaga untuk mengantar para manusia katak ke lokasi pencarian di tengah terjangan gelombang tinggi yang melanda.
Awan gelap bergelantung di lokasi operasi pencarian di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, memayungi para manusia katak yang menyiapkan peralatan selam mereka. Tak ketinggalan kantong jenazah mereka siapkan untuk membawa temuan di dasar laut terkait kecelakaan tersebut.
Para manusia katak itu pun mulai menyelam menuju kedalaman 18 meter, dan perlahan jarak pandang mulai terbatas dikarenakan endapan lumpur yang naik, menuntut mereka untuk sabar dalam proses pencarian. Di dasar lautan arus yang kencang juga menghambat pergerakan penyelam dan mewajibkan mereka untuk ekstra hati-hati.
Satu demi satu sisa dari kecelakaan tersebut mereka pungut dan masukkan ke dalam kantong jenazah, dan dibawa ke permukaan untuk diantar ke KRI Rigel 933. Selanjutnya temuan tersebut dibawa dengan kapal pengangkut ke dermaga JICT untuk didata dan diselidiki lebih lanjut.
Setelah 13 hari, operasi pencarian tersebut dihentikan secara resmi pada Kamis, 21 Januari 2021. Tim gabungan telah mengumpulkan 324 kantong jenazah, 64 kantong serpihan pesawat kecil dan 54 bagian besar pesawat. Pasukan katak pun kembali ke sarang mereka.
Setelah operasi pencarian ditutup, pihak keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 akhirnya menggugat perusahaan Boeing di Chicago, Amerika Serikat.
Terdapat 14 orang keluarga korban yang melayangkan gugatannya melalui kantor hukum Lex Justitia di Jakarta yang bekerja sama dengan Nolan Law Group, kantor pengacara yang berpusat di Chicago.
Adapun gugatan itu dilayangkan keluarga korban agar mendapat haknya berupa ganti rugi atas kecelakaan nahas itu.