Yaman - Operasi militer pimpinan Arab Saudi melawan pemberontak Houthi di Yaman terjadi lebih dari 6 tahun. Kini AS akan mengakhiri dukungan atas operasi militer itu.
Foto
Tarik Dukung Arab Saudi, Biden Minta Perang Yaman Diakhiri

Suasana perang yang telah terjadi lebih dari enam tahun terakhir di Yaman.
AS diketahui telah mendukung operasi militer pimpinan Saudi yang berlangsung selama lebih dari enam tahun terakhir di Yaman.Β
Konflik di Yaman, antara pemberontak Houthi yang didukung Iran dengan koalisi Saudi itu, sejak lama dipandang sebagai perang proxy.
Pertempuran di negara itu bermula pada 2014 antara militer Yaman yang lemah dan gerakan pemberontak Houthi. Eskalasi konflik meningkat setahun kemudian, ketika Arab Saudi dan delapan negara Arab lainnya - didukung oleh AS, Inggris dan Prancis - memulai serangan udara terhadap kelompok Houthi.
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman menyambut baik rencana Presiden Amerika Serika Joe Biden untuk mengakhiri dukungan pada koalisi pimpinan Arab Saudi dalam perang di Yaman. Houthi menyebut hal itu bisa menjadi langkah untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan.
Sebelumnya, dalam pidato kebijakan luar negeri besar pertamanya, Biden mengatakan akan mengakhiri dukungan AS untuk perang di Yaman. Biden juga mengumumkan penunjukan seorang diplomat senior AS, Timothy Lenderking, sebagai Utusan Khusus AS untuk Yaman.
Konflik tersebut telah mengakibatkan lebih dari 110.000 orang meninggal dunia.
Kini Amerika Serikat akan mengakhiri dukungan atas operasi militer koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman. Presiden AS Joe Biden telah menunjuk seorang diplomat senior menjadi Utusan Khusus untuk Yaman yang akan ditugaskan mengakhiri konflik Yaman.
Konflik di negara itu telah menyebabkan jutaan warga Yaman di ambang bencana kelaparan.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut konflik Yaman sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan 80 persen warga di negara itu ada di ambang kelaparan skala besar.