Kudus - Menara Kudus peninggalan Sunan Kudus masih berdiri kokoh hingga kini. Saksi bisu penyebaran agama Islam tersebut memiliki dua versi cerita tentang sejarahnya.
Foto
Kupas Habis Sejarah Menara Kudus

Dari pantauan di lokasi, Menara Kudus terlihat indah dan berdiri kokoh. Tampak di atas menara terdapat beduk dan atap yang terbuat dari kayu. Di atas atap terdapat tulisan berlafal Allah. Selain itu ada juga jam besar berada di bagian depan menara.
Menara Kudus merupakan bagian tersendiri dari kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus. Menara Kudus menjadi saksi bisu penyebaran agama Islam oleh Sunan Kudus di Jawa.
Humas Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3K), Denny Nur Hakim, mengatakan ada dua versi cerita tentang berdirinya Menara Kudus. Versi pertama, menara didirikan oleh masyarakat Hindu yang ada di Kudus. Sedangkan versi kedua, bahwa menara didirikan oleh Sunan Kudus. Namun secara umum, menara diyakini didirikan oleh Sunan Kudus.
Denny mengatakan secara pasti kapan berdirinya bangunan menara hingga sekarang belum diketahui. Namun berdirinya bangunan menara ini disebut tidak jauh berbeda dengan berdirinya Masjid Al-Aqsha, Kudus.
Pada proses pembangunan menara, kata Denny, ada yang menarik. Yakni batu merah yang ditata seindah itu tidak dilem perekat. Namun batu merah itu hanya digosok-gosokan hingga lengket.
Secara tata letak, menurutnya, bangunan menara mengarah ke arah barat atau sesuai dengan kiblat. Bangunan menara memiliki arsitektur berbentuk seperti bangunan miliki umat beragama Hindu. Namun kata dia, arsitektur itu mencerminkan bentuk toleransi untuk menghargai orang lain. Karena pada waktu itu, Sunan Kudus melakukan penyebaran agama Islam melalui pendekatan budaya.
Hingga kini bangunan menara masih dirawat oleh pihak Yayasan Menara, Masjid, Makam Sunan Kudus.
Bangunan menara sampai sekarang masih digunakan untuk mengumandangkan azan hingga menyiarkan pengumuman saat mendekati bulan Ramadan.