Sambas - Suku Dayak merupakan suku mayoritas yang menghuni Kalimantan, termasuk di dalam kawasan perbatasan. Mereka punya beragam cara untuk bertahan.
Foto
Melihat Lebih Dekat Kehidupan Suku Dayak di Perbatasan RI-Malaysia

Roy, salah seorang seniman Dayak yang juga penggiat budaya di Sajingan Besar, menceritakan suka dukanya dalam mempertahankan budaya Dayak. Adapun tantangannya adalah perkembangan jaman.
"Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mendapatkan perhatian generasi muda. Mereka sekarang sibuk dengan ponsel dan menjadi tidak tertarik dengan budayanya. Itulah tantangan kita, kita tetap ingin supaya budaya kita tidak hilang," ujar Roy.
Walaupun penduduk di kawasan ini beragam latar sosial, namun yang menjadi mayoritas di sana tetaplah Suku Dayak.
Adapun di Sajingan Besar ini mayoritas adalah Dayak Salako.
Suku Dayak merupakan masyarakat asli yang mendiami pendalaman Pulau Kalimantan. Kehidupannya tak pernah lepas dari adat istiadat masyarakat yang turun temurun. Mereka juga punya rumah adat sendiri, kesenian tari dan musik, hingga ritual-ritual adat.
Salah satu corak kehidupan masyarakat asli Dayak yang mendiami pedalaman hutan belantara adalah masih primitif dan terkesan jauh dari akses informasi global.
Suku Dayak bisa dibilang masih tertutup untuk berkontak dengan dunia luar, namun sebagian lainnya sudah membaur dengan masyarakat urban dan perkotaan.
Seperti pada daerah lainnya, suku dayak itu unik. Pakaiannya banyak diberi manik-manik dari batu.
Kekayaan budaya di daerah perbatasan Aruk, ditunjukkan dengan adanya Suku Salako yang masih bertahan. Di sana kita dapat belajar lebih dalam tentang suku Dayak, tarian tradisional hingga instrumen musik khas suku Dayak.
Bukan hanya itu, di sana kita juga bisa belajar langsung tentang cara betahan hidup orang-orang Dayak.
Kita patut bangga menjadi bangsa Indonesia yang sangat kaya akan keberagaman sosial dan budayanya. Salah satunya adalah adanya Suku Dayak yang menghuni daratan Kalimantan.
Ikuti terus jelajah detikcom bersama BRI di tapalbatas.detik.com.