Yogyakarta - Walau kondisi Gunung Merapi dalam status siaga, warga yang tinggal di lereng gunung itu tetap mampu bertahan. Erupsi tahun 2010 pun banyak mengubah mereka.
Foto
Orang-Orang Tangguh di Seputaran Gunung Merapi

Gunung Merapi saat ini dilaporkan menggembung akibat peningkatan vulkanik. Bahkan, data-data memperkirakan erupsi akan terjadi dalam waktu dekat. Getty Images/Dimas Ardian, Foto Arsip 2006. Β
Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Pada tahun 2010 silam, Gunung Merapi sempat meletus kembali. Bagi masyarakat di lereng Merapi, letusan Merapi punya makna yang lebih dalam. Getty Images/Ulet Ifansasti Β
Saat terjadinya letusan pada tahun 2006 dan 2010 lalu, letusan yang ditimbulkan membuat erupsi yang membuat warga yang bermukim di lereng Merapi menjadi cemas. Abu vulkanik yang ditimbulkan oleh letusan bisa mengancam manusia. Getty Images/Dimas Ardian, Foto Arsip 2006. Β
Saat itu, lebih dari 300.000 orang terpaksa mengungsi. Sedikitnya, 353 orang tewas. Nilai kerugian materialnya pun ditaksir mencapai Rp 4,23 triliun. Getty Images/Dimas Ardian, Foto Arsip. Β
Dari setiap muntahan Merapi, awan panas atau wedhus gembel adalah yang paling mematikan. Getty Images/Ulet Ifansasti, Foto Arsip 2010. Β
Suhu awan panas di sumbernya bisa berkisar 1.075 sampai 3.500 derajat Celcius, dengan suhu di area permukaan di sekitarnya sekitar 50-200 derajat Celcius. Kecepatan awan panas pun bisa mencapai 10-30 meter per detik untuk 'batuk' kecil, dan 200 meter per detik untuk 'batuk' besar. Getty Images/Dimas Ardian Β
Kini warga yang tinggal di kaki Gunung Merapi telah belajar banyak setelah musibah besar di tahun 2010. Getty Images/Ulet Ifansasti, Foto Arsip 2010. Β
Mereka terus mencoba hidup berdampingan dengan ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja. Getty Images/Dimas Ardian, Foto Arsip 2006. Β
Setelah peristiwa kelam yang memakan korban kurang lebih 353 orang termasuk juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan ini, masyarakat lebih sering mendapat pelatihan bagaimana menyelamatkan diri di wilayah rawan bencana. Getty Images/Dimas Ardian, Foto Arsip 2006. Β
Seperti warga yang sudah menyiapkan sebuah tas yang disebut sebagai tas siaga bencana. Tas yang diberikan oleh pemerintah melalui BPBD tersebut berisi surat-surat berharga dan juga surat kepemilikan tanah. Fungsinya untuk meletakkan berkas penting dalam sebuah tas yang bisa diselamatkan dengan cepat jika terjadi erupsi. Getty Images/Ulet Ifansasti, Foto Arsip 2010. Β
Masyarakat di Dusun Turgo pun telah melakukan pemetaan risiko bencana mandiri. Mereka membuat jalur evakuasi, titik kumpul, beserta rambu-rambu. Bahkan membangun pos pengamatan Gunung Merapi. Getty Images/Dimas Ardian, Foto Arsip 2006. Β
Tak hanya tanggap bercana, erupsi 2020 yang memakan banyak korban jiwa juga menjadi pelajaran bagi warga dan membawa perubahan drastis dalam pola pikir. Getty Images/Ulet Ifansasti Β
Seperti warga Cangkringan yang sebelumnya mempercayai mitos kini mereka percaya pada data-data yang dihadirkan oleh teknologi, laporan BPPTKG, informasi BPBD dan pihak lain yang terkait. Getty Images/Ulet Ifansasti Β
Kendati rawan bencana, masyarakat hingga kini masih banyak yang menghuni kawasan Merapi. Hal ini karena Merapi merupakan penggerak ekonomi dari tujuh sektor, yaitu pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan, dan pariwisata. Getty Images/Ulet Ifansasti Β
Dari letusan yang keluar dari perut Gunung Merapi, bisa mengeluarkan pasir yang hitam. Pasir hitam tersebut bisa digunakan untuk membangun kontruksi bangunan yang begitu kuat. Selain itu pasir dari Gunung Merapi juga sangat terkenal kualitasnya di Indonesia. Getty Images/Ulet Ifansasti Β
Tanah yang subur juga membuat warga hidup dan beradaptasi dengan lingkungan zona bahaya letusan Merapi. Getty Images/Ulet Ifansasti Β
Kondisi saat ini dari BPPTKG belum bisa memastikan potensi bahaya akan berdampak ke wilayah mana ketika erupsi Merapi terjadi seperti 10 tahun lalu. Pasalnya hingga kini pihaknya belum melihat adanya magma atau material di dalam gunung yang mendekati kubah lava. Getty Images/Ulet Ifansasti Β
Namun, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X yakin warga lereng Merapi sudah tahu apa yang harus dilakukan jika sewaktu gunung itu kembali meletus. Getty Images/Ulet Ifansasti Β