Yogyakarta - Kenaikan UMP di Yogyakarta yang kurang dari 4 persen pada tahun 2021 membuat buruh kecewa. Aksi teatrikal pun digelar sejumlah buruh terkait kenaikan UMP itu.
Foto
Protes Kenaikan UMP, Buruh di Yogyakarta Gelar Aksi Teatrikal

Sejumlah massa buruh menggelar aksi demo melalui gelar budaya Topo Pepe' di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Senin (2/11/2020).
Aksi itu digelar sebagai bentuk kekecewaan para buruh atas penetapan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) Yogyakarta yang kurang dari 4 persen pada tahun 2021.
Pantauan detikcom, tampak beberapa orang dengan mengenakan pakaian adat Jawa duduk bersila sembari menghadap sebuah spanduk bertuliskan 'gelar budaya topo pepe tolak upah murah 2021' di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Tampak pula salah seorang peserta menaburkan bunga dan membakar kemenyan di atas spanduk tersebut.
Juru Bicara Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta, Irsyad Ade Irawan, mengatakan aksi ini melibatkan seluruh elemen serikat buruh. Di mana pihaknya meminta naiknya UMP dibarengi dengan adanya kenaikan UMK sesuai dengan KHL.
Tapa pepe ini, kata Irsyad, sebagai simbol protes seluruh buruh di DIY.
Pria yang juga menjabat Sekjen DPD KSPSI DIY ini melanjutkan bahwa dengan naiknya UMP harus dibarengi dengan penetapan UMK sesuai dengan KHL.
Semua itu agar buruh di Yogyakarta bisa mendapat kehidupan yang lebih layak.
Seperti diketahui, perwakilan buruh melakukan aksi tapa pepe meminta Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menasehati Gubernur DIY. Aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan buruh karena kenaikan upah minimum di DIY tidak sesuai dengan standar kebutuhan hidup layak (KHL).