Jakarta - Pasukan Marinir TNI AL kerap mengamankan demonstrasi di Jakarta secara efektif tanpa kekerasan. Berikut catatan kemesraan pasukan baret ungu dan demonstran.
Foto
Catatan Oke Marinir Tertibkan Demonstran Tanpa Kekerasan

Pada demo 28 Oktober 2020. Petang hari, demonstrasi menolak omnibus UU Cipta Kerja mulai bubar. Namun massa remaja masih bertahan di Patung Kuda Arjuna Wijaya, sekitar Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Begitu pula massa di jalanan depan Kantor Kementerian Pariwisata, mereka bertahan. Pasukan marinir turut mengawal massa remaja membubarkan diri.
Pantauan detikcom pukul 17.25 WIB, pasukan baret ungu bergerak di kawasan Patung Kuda tanpa helm, membantu para personel polisi yang mengenakan helm menghadapi massa remaja. Tak ada kekerasan yang diterapkan.
20 Oktober 2020. Massa remaja yang sempat ricuh berhasil dibubarkan tanpa tindakan kekerasan dari aparat. Prajurit baret ungu menjadi ujung tombaknya.
Para hantu laut dari TNI AL ternyata bisa secara simpatik membubarkan massa. Gas air mata tak perlu dilontarkan. Massa bubar dari titik halte BI dan Jalan MH Thamrin, termasuk Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Di Patung Kuda, massa digiring menjauh dari Istana Merdeka ke arah Jalan Medan Merdeka Selatan pukul 17.47 WIB saat itu. Mereka digiring menjauh oleh personel Marinir, berjalan kaki. Akhirnya, Patung Kuda sudah mulai kosong dari massa remaja maupun mahasiswa.
Pada aksi 22 Oktober 2020, pasukan Marinir terlihat sangat persuasif membubarkan remaja yang ikut berdemo.
Marinir juga membantu pulang para mahasiswa demonstran penolak omnibus UU Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020.
Personel Marinir TNI AL turut mengamankan demonstrasi di Jakarta, karena personel berjuluk hantu laut ini berstatus Bawah Kendali Operasi (BKO) Komando Daerah Militer Jaya (Kodam Jaya).
Aksi-aksi pengamanan demonstran oleh Marinir di Ibu Kota seolah menjadi bukti bahwa tindakan simpatik dari Marinir ternyata bisa efektif mengamankan massa.