India - Menjadi seorang kremator atau pekerja kremasi jenazah COVID-19 menjadi tantangan terberat bagi pria India ini, ia pun dijauhi orang di sekitarnya.
Foto
Kisah Pilu Kremator Jenazah COVID-19 di India

Β Ramananda Sarkar (43), telah meninggalkan desanya yang terpencil di negara bagian Assam di timur laut India setelah ia gagal membayar kembali pinjaman yang ia ambil untuk modal berjualan jus tebu di gerobak kayu.
Namun setelah di ibu kota pun, ia kesulitan mendapatkan pekerjaan yang cukup dan mumpuni.
Kemudian dua tahun lalu ia akhirnya mengambil pekerjaan sebagai kremator di tempat kremasi di Gauhati.
Namun pandemi membuat kremator atau pekerja kremasi mendapat stigma rendah dari masyarakat di India. Sarkar pun sempat menyembunyikan profesinya dari keluarga.
Pada awal Mei, Sarkar mengkremasi jasad seorang wanita yang diketahui meninggal akibat COVID-19. Saat itulah ia mulai dijauhi dan mendapat penghinaan dari banyak orang.
Sarkar mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui apa yang membuat orang-orang membencinya. Walaupun ia sadar pekerjaannya berisiko membuatnya tertular COVID-19, namun ia sadar tidak ada lagi yang tersedia untuk melakukan pekerjaannya di tempat kremasi.
Setiap harinya, Sarkar melakukan ritual dan melafalkan doa sebelum mulai mengkremasi jenazah COVID-19 yang dibawa petugas. Hingga kini ia mengatakan telah mengkremasi lebih dari 450 jenazah.
Selain dianggap buruk oleh masyarakat, pemilik rumah yang disewanya juga mengusir Sarkar ketika mengetahui pekerjaannya di tempat kremasi.
Usai diusir, seorang pejabat distrik menyediakan kamar hotel yang bisa ditempati Sarkar. Namun setiap harinya setelah ia melakukan ritual mengkremasi jenazah, ia harus mendisinfeksi diri.
Kepala desa tempat keluarganya tinggal pun sempat melarangnya kembali, namun pemerintah setempat membantu untuk membuat kepala desa mengizinkannya pulang sekali waktu.
Setelah lama tidak melihat anak dan ketiga putranya, Sarkar menyelinap ke desanya. Mereka hanya bisa bertemu selama 15 menit dan memberikan sejumlah uang sebelum akhirnya harus kembali ke kota.
Sarkar mengatakan terlepas dari risiko infeksi, dia akan terus menyalakan tumpukan kayu pemakaman bagi mereka yang telah kehilangan nyawa karena COVID-19 dan dia akan menghormati mereka sebaik mungkin.