Jakarta - Beginilah potret kondisi Waduk Pluit dari masih dipenuhi permukiman ilegal hingga menjadi sebuah Taman Waduk terbesar se-Asia Tenggara. Ini foto-fotonya.
Foto
Potret Kondisi Waduk Pluit dari Zaman Jokowi hingga Anies
Ide itu mulai terbesit saat orang nomer 1 di Indonesia, Jokowi masih menjabat menjadi Gubernur Jakarta di antara sekitar tahun 2013 untuk merapikan waduk Pluit. Foto: Agung Pambudhy
Keadaan Waduk Pluit sebelumnya hanya memiliki kedalaman satu meter, serta dipenuhi sampah dan juga eceng gondok. Foto: Agung Pambudhy
Tak hanya itu, ribuan kepala keluarga (KK) juga menghuni kawasan yang kini telah menjadi taman. Foto: Agung Pambudhy
Untuk mengurangi pendangkalan, pengerukan waduk pun dilakukan agar mengembalikan fungsi utamanya sebagai resapan dan menampung air hujan atau banjir di Ibu Kota. Foto: Agung Pambudhy
Waduk Pluit itu pun berubah imagenya menjadi suatu tempat yang menarik di utara Jakarta. Selain Letaknya di ujung kota, Waduk itu juga dilengkapi dengan taman yang cukup indah untuk dinikmati. File/dok. detikcom
Sedikitnya ada sekitar 1.600 KK sebelumnya menempati sepanjang bantaran Waduk Pluit. Dan itu pun digusur dan dirapihkan. Foto: Rachman Haryanto

Warga dengan sukarela membongkar sendiri rumahnya dan mengangkut barang-barang mereka untuk pindah ke rusun yang telah di sediakan. Foto ini diambil dalam kurun waktu 2015. Foto: Rachman Haryanto
Selanjutnya, proses pengerukan kembali dilakukan untuk memperdalam area resapan dan debit tampung air jika hujan turun dengan lebat. Pengerukan waduk itu juga dilakukan pada era kepemimpinan Gubernur Ahok. Foto: Rachman Haryanto
Berikut ini adalah foto Lanskap Waduk Pluit, Jakarta Utara, yang diambil pada Selasa (13/12/2016). Sementara foto dibawahnya yakni Pemandangan kawasan waduk tahun 2011 silam. Foto: Ari Saputra
Kalau ini adalah foto pintu air di salah satu pojok Waduk Pluit yang dahulu terlihat kumuh karena banyak bangunan semi permanen berdiri disana. Foto bawah menggambarkan suasana pintu air yang sudah rapi usai dilakukan revitalisasi pada akhir tahun 2016. Foto: Ari Saputra
Taman waduk Pluit ini juga dilengkapi dengan lapangan olah raga dan gym. Ada juga plaza atau panggung hiburan yang tempat duduknya dibuat melingkar. Foto: Ray Jordan
Beginilah penampakkan dan gambar udara perubahan Waduk Pluit usia direvitalisasi dan dikembalikan fungsi utamanya. Foto: Dok. Twitter @Sutopo_BNPB
Saat itu, Jokowi yang telah menjadi Presiden RI pun menyempatkan diri untuk menikmati taman waduk Pluit saat perayaan HUT RI dengan berlomba bersama dengan jajaran menteri kabinetnya. Foto: ANTARA
Taman Waduk Pluit itu juga dilengkapi dengan beragam sarana permainan anak-anak. Foto: Grandyos Zafna
Tak sedikit muda-mudi yang sengaja mampir dan bermain untuk menikmati sore bersama kekasihnya. Foto: Pradita Utama
Proses pengerukan untuk mengurangi pendangkalan juga terus dilakukan guna memaksimalkan fungsi dan peran waduk pada umumnya sebagai area resapan dan penampungan air. Foto: Rifkianto Nugroho
Kalau saja Taman Waduk Pluit dirawat dengan baik, warga Ibu Kota tentu bisa memiliki kebanggaan tersendiri dan bisa menikmati suasana taman dan waduk yang tak kalah dengan negara lain. Foto: Rifkianto Nugroho
Sayangnya, kondisi Taman Waduk Pluit semakin hari semakin tak terawat. Entah dimana salahnya? Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Taman yang seharusnya bisa menjadi kebanggan warga Ibu Kota yang bersatu dengan waduk, kini hanya tinggal kenangan. Foto: Rifkianto Nugroho
Muda-mudi menikmati sore hari dengan berfoto bersama sang kekasih di salah satu sudut Taman tersebut. Indah bukan? Foto: Rifkianto Nugroho
Beginilah potret gambaran kondisi Taman Waduk Pluit di masa sekarang era Gubernur Anies Baswedan. Foto: Pradita Utama
Terlebih saat masa PSBB diberlakukan dengan ketat di Jakarta. Taman ini kosong seperti tak terawat. Bahkan beberapa fasilitas pun tak terawat dan sudah tampak rusak. Foto: Pradita Utama
Sampah juga terlihat menumpuk di salah satu sudut Taman Waduk Pluit. Akankah Taman Waduk kebanggan Jokowi yang sempat dipuji asing menjadi Taman Waduk terbesar se-Asia Tenggara itu kembali ke asalnya? Foto: Pradita Utama