Jakarta - Kisah pasangan Korsel dan Korut yang bersatu lewat pernikahan jadi hal yang menarik di tengah hubungan 2 negara yang pasang surut. Seperti apa potretnya?
Foto
Bak Drakor, Pasangan Korut-Korsel Ini Bersatu Lewat Pernikahan
Kim Seo-yun (kanan) merupakan salah satu dari pengungsi Korea Utara yang kini bermukim di Korea Selatan. Ia pun kini telah menikah dengan seorang pria berkebangsaan Korea Selatan bernama Lee Jeong-sup.
Pernikahan pasangan beda negara kerap terjadi di berbagai belahan dunia. Namun, kisah percintaan pasangan Korea Selatan dan Korea Utara yang bersatu melalui pernikahan menjadi sebuah hal menarik di tengah hubungan kedua negara yang pasang surut selama puluhan tahun belakangan.
Dilansir dari AP, setidaknya puluhan ribu warga Korea Utara, kebanyakan wanita, telah melarikan diri ke Korea Selatan selama dua dekade terakhir.
Meski tak ada angka resmi terkait berapa banyak desertir Korea Utara yang menikah dengan pria Korea Selatan, survei yang didanai oleh pemerintah pada tahun 2019 terhadap 3.000 warga Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan menunjukkan bahwa 43% wanita menikah dan tinggal dengan suami berkebangsaan Korea Selatan. Angka itu naik dari 19% di tahun 2011.
Selain Kim Seo-yun, Hwang Yoo-jung (kiri) juga menjadi desertir Korea Utara yang kini menikah dengan seorang pria berkebangsaan Korea Selatan. Diketahui, tak sedikit wanita Korea Utara yang memanfaatkan jasa pencarian jodoh atau mak comblang untuk berkencan dan menikah dengan pria Korea Selatan.
Dikutip dari AP, tak sedikit pula jasa pencarian jodoh ini yang dijalankan oleh para desertir Korea Selatan, salah satunya Kim Hae-rin. Meningkatnya jumlah pernikahan pasangan Korea Selatan dan Korea Utara ini salah satunya karena tak jarang para wanita yang meninggalkan negara asal mereka tersebut mengalami diskriminasi dan rasa kesepian karena harus terpisah dari keluarga mereka di Korea Utara. Para wanita itu pun berjuang untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan kapitalistik yang serba cepat di Korea Selatan.
Tak sedikit pula wanita yang mengatakan mereka mencari pria Korea Selatan untuk dinikahi karena dinilai mampu membantu mereka menjalani kehidupan baru yang berbeda dengan kehidupan mereka sebelumnya di negara asal.
Seperti halnya, pasangan beda negara lainnya, pasangan Korea Selatan dan Korea Utara ini pun menghadapi sejumlah perbedaan, salah satunya bahasa. Mereka, bagaimanapun, mencoba menjembatani hubungan yang pasang surut antar dua negara selama 75 tahun belakangan itu.
Meski mengalami peningkatan jumlah, hubungan antara pasangan Korea Selatan dan Korea Utara ini tak selalu indah dan berkembang ke jenjang pernikahan. Melansir dari AP, Ahn Kyung-su, seorang peneliti di sebuah lembaga swasta yang mempelajari masalah kesehatan di Korea Utara, mengatakan beberapa desertir Korut yang ia wawancarai mengatakan kepadanya bahwa suami mereka di Korea Selatan memandang rendah dan melecehkan mereka. Bagi sejumlah wanita yang melarikan diri ke Korea Selatan, ada juga rasa sakit yang membekas di hati mereka karena terpisah dari keluarga yang ditinggalkan di Korea Utara.











































