Palembang - ABK asal Indonesia mengalami perbudakan di kapal Ikan China dan jadi isu Internasional. Begini potret pilu keluarga ABK yang tewas dan dilarung kelaut itu.
Foto
Potret Pilu Keluarga WNI ABK yang Dilarung ke Laut

Kisah pilu 18 ABK Indonesia yang mengalami perbudakan di kapal China LongXing 629 tengah ramai diperbincangkan sejak merebaknya video yang disiarkan oleh Korea Selatan.
Tiga orang dikabarkan meninggal di kapal dan jenazah ketiganya dilarung ke laut. Ketiganya ialah Sefri (24), Ari (24) dan Al Fattah (19). Ditemui di kediaman Sefri dan Ari yang berada di Sumatera Selatan, para keluarga pun menceritakan kisah pilu mereka.
Para ABK berangkat dari Indonesia tidak lama setelah lebaran Idul Fitri 2019 dan telah mengikuti pelatihan 6 bulan sebelumnya. Alasan para ABK melaut di kapal luar negeri karena berada di keluarga yang kurang mampu dan ingin mengubah nasib.
Kakak Sefri, Rita (31), mengatakan alasan utama adiknya pergi adalah agar terhindar dari narkoba yang sedang ramai terjadi di daerahnya.Β
Orang tua dari Ari, Yuria (47) dan Ani (45, mengatakan terakhir berhubungan dengan anaknya adalah saat ia akan berangkat ke kapal China. Dan selama 14 bulan Ari berlayar, mereka sudah berupaya meminta izin untuk berbicara dengan anaknya namun tidak pernah terwujud. PT Karunia Bahari Samudra selaku pihak ketiga selalu beralasan bahwa kapalnya sedang di tengah laut, sehingga tidak ada sinyal dan sulit berkomunikasi. Istimewa/Dok. Triyan Wahyudi.
Sebelum berita ABK yang meninggal di kapal China viral di sosial media, para keluarga sudah dikabarkan terlebih dahulu. Namun, berita yang mengatakan pelarungan jenazah sudah mendapatkan izin orang tua, dikatakan tidak benar. Para keluarga baru mendapatkan anaknya meninggal dan jenazahnya dilarung seminggu setelah pelarungan terjadi. "Setuju gak setuju sudah dibuang juga." Begitu kata mereka.
Keluarga dari para ABK awalnya menerima kenyataan bahwa anak mereka telah meninggal dan dilarung karena sebelumnya mereka tidak diberitahu alasan mengapa anaknya meninggal, hanya dikatakan sakit. Namun ketika berita tersebut viral dan terungkap bahwa terjadi perbudakan pada anaknya maka para keluarga pun akhirnya menuntut kasus ini ke pengadilan dan akan berangkat ke Jakarta hari ini, Selasa (12/5/2020).