Jakarta - Wabah Corona menghantam berbagai sektor kehidupan masyarakat dunia, tak kecuali para petani. Mereka pun terus berjuang bertahan di tengah pandemi COVID-19.
Foto
Petani Dunia Merajut Asa Bertahan di Tengah Wabah Corona

Tampak suasana kebun bunga tulip di Jerman yang sedang dirawat oleh petani lokal. Bunga itu menjadi destinasi agrikulutural favorit untuk warga Eropa. Mungkin kebun bunga tulip itu akan ramai kembali dikunjungi usai wabah Corona ini selesai. AP Photo/Martin Meissner.
Kekhawatiran para petani adalah kenaikan bahan baku seperti beras, sayuran, buah serta nutrisi hewani karena kelangkaan yang terjadi akibat COVID-19. Armin Weigel/dpa via AP.
Bahkan di negara Spanyol, petani di desanya tetap melakukan cocok tanam untuk tetap memastikan pasokan makanan hijau dan segar. Di Spanyol sendiri telah mengelontorkan 30 miliar Euro untuk membantu warganya saat masa kritis virus ini. David Ramos/Getty Images.
Untuk wilayah China saat ini beberapa petani dan peternak mulai beraktivitas kembali pasca bangkit dari masa lockdown. Perlu diketahui pasar sajian makanan laut di China banyak diminati pasar lokal. Photo by Getty Images. Β
Saat ini operasi pertanian di Inggris telah memperbolehkan kegiatan bertani kembali. Tetapi dengan syarat jumlah pekerja ladang yang dibatasi karena masih masa darurat COVID-19. Christopher Furlong/Getty Images. Β
Para petani Swiss mulai kembali bekerja di ladang pribadi milik warga. Saat ini negara itu memiliki kasus sebanyak 26 ribu positif COVID-19 dengan jumlah kematian 1.239 orang. Gian Ehrenzeller/Keystone via AP.
Bahkan di Wuhan sendiri saat ini para petani lokal masih berjuang untuk memulai semangat baru dari nol karena dampak ekonomi yang cukup parah setelah lockdown selama dua bulan. Seperti yang terjadi para petani bunga disana yang masih menunggu izin untuk kembali memasarkan bunga itu kepada pembeli. AP Photo/Ng Han Guan. Β
Petani di salah satu desa di negara Italia ini harus tetap bekerja untuk memastikan pasokan bahan makanan di negara itu. Perlu diketahui Italia adalah salah satu negara di Eropa yang juga terdampak parah COVID-19. Untuk para petani yang masih bekerja dihimbau menggunakan masker. Donato Fasano/Getty Images.
Seorang petani menjual madu di pasar California pada 15 April. Menurut mereka pembatasan perjalanan di beberapa negara di Eropa membuat para petani kekurangan tenaga untuk panen. AP Photo/Marcio Jose Sanchez.
Bahkan di negara subur seperti China saja masih harus membutuhkan waktu cukup lama untuk memasarkan kembali hasil bumi pertaniannya ke pasar lokal karena masih terkendala izin. Oleh karena itu mereka menjualnya ke outlet kecil agar dapat membantu sesama petani dari segi keuangan dan pasokan makanan. AP Photo/Ng Han Guan.
Para petani di Eropa mengaku masalah katenagakerjaan membuat beberapa orang di bisnis pertanian ini khawatir bahwa pembeli di kota dapat menghadapi kekurangan bahan pangan segar. Di samping kekhawatiran tenaga kerja, mereka juga ragu hasil panen dapat sampai ke konsumen karena pasar-pasar ditutup dan jaringan transportasi ikut terdampak pembatasan. AP Photo/Richard Vogel.
Bukan hanya petani bahkan pertunjukan kuda untuk dunia sirkus di Belanda harus gulung tikar sementara waktu karena mereka tidak memilki tempat untuk melakukan pentas. AP Photo/Peter Dejong.
Untuk membantu para petani, para sukarelawan di China langsung mendatangi para petani dengan tujuan membeli langsung hasil bumi mereka agar dapat meringankan beban keuangan petani di China. AP Photo/Ng Han Guan. Β
Para petani Eropa berjuang untuk menemukan pekerja untuk memproses buah-buahan dan sayuran yang sudah matang dengan cepat, yang seringkali harus dikerjakan dengan tangan dan dalam waktu singkat untuk menjaga kualitas saat masa pandemi COVID-19. AP Photo/Alvaro Barrientos.
Mereka biasanya bergantung pada pekerja musiman dari Eropa Timur atau Afrika Utara, tetapi kekhawatiran akan virus Corona membuat ratusan ribu pekerja migran tidak bisa meninggalkan rumah. Hal itulah yang membuat saat ini seluruh petani masih dalam masa sulit karena pandemi COVID-19 yang belum hilang dari bumi hingga saat ini . AP Photo/Alvaro Barrientos.