Afrika Selatan - Afrika Selatan turut menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran Corona. Kebijakan itu diterapkan usai jumlah kasus COVID-19 kian bertambah.
Foto
Usai Ebola, Warga Afrika Kini Berjibaku Lawan Corona

Dewan Komando Coronavirus Nasional telah memutuskan untuk memberlakukan lockdown di seluruh negara selama 21 hari, berlaku mulai tengah malam pada Kamis, 26 Maret dan berakhir pada 16 April 2020.
Afrika Selatan telah melaporkan 927 infeksi Virus Corona COVID-19 merupakan yang tertinggi di Benua Afrika, tetapi sejauh ini belum ada kematian.
Afrika Selatan sudah memberlakukan lockdown selama 21 hari sejak hari ini. Pasukan militer akan diterjunkan untuk mengawasi warga sekitar selama masa lockdown.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa meminta agar negara-negara G20 lainnya, khususnya yang lebih maju, bisa memberikan bantuan ke Afrika. Β
Selain itu, Afrika Selatan juga sudah mengajukan permohonan utang ke IMF dan Bank Dunia untuk menanggulangi pandemi virus corona.
Meski dipuji karena berani memutuskan lockdown selama 21 hari, namun kebijakan Cyril tersebut dikhawatirkan akan melumpuhkan ekonomi. Apalagi, pasokan listrik sudah berkurang sejak akhir tahun lalu.
Perusahaan listrik di negara tersebut sudah mengajukan permohonan agar stafnya dibebaskan dari perintah bekerja di rumah. Sehingga, pasokan listrik di negara tersebut tidak akan terganggu selama lockdown.
Perlu diketahui negara yang berada di Benua Afrika sampai saat ini masih terus berjuang untuk mengatasi virus Ebola. Pada tahun 2019 Ebola di Kongo telah menewaskan 1.600 orang.
Semua toko dan bisnis akan ditutup kecuali untuk apotek, laboratorium, bank, Bursa Efek Johannesburg, supermarket, pompa bensin dan penyedia layanan kesehatan.
Sejumlah petugas keamanan tampak bersiaga menjaga kawasan Afrika Selatan selama kebijakan lockdown diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona.