Jakarta - Pemprov DKI Jakarta mengimbau perajin Ondel-ondel untuk tidak sembarangan menyewakan ikon Ibu Kota tersebut, salah satunya untuk mengamen.
Foto
Mendengar Suara Hati Ondel-ondel di Ibu Kota

Pemprov DKI Jakarta mengimbau para perajin ondel-ondel untuk tidak sembarangan menyewakan hasil karyanya itu apabila digunakan untuk mengamen.
Seorang perajin Ondel-ondel mengaku memahami imbauan pemerintah itu.
Namun mereka berharap ada wadah kesenian bagi para perajin agar Ondel-ondel tidak mati ditelan zaman.
Salah seorang pengamen menyesalkan pergub aturan pengamen Ondel-ondel.
Secara pribadi, para pengemen ini mengaku bukan keinginan mereka untuk menjadi pengamen Ondel-ondel.
Tuntutan ekonomi membuat para pengamen ini rela berkeliling kota untuk mencari rezeki.
Banyak diantara para pengamen ini mengalami putus sekolah dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.
Hal tersebut memaksa mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jadi, jika perda ini jadi dilaksanakan mereka berharap dapat mempunyai ruang untuk melestarikan kebudayaan Ondel-ondel ini.
Pengamen Ondel-ondel mengaku biasanya mereka bisa mendapatkan Rp 100-150 ribu sehari dan itu mereka bagi tim 5 orang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Budaya DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengaku akan mengimbau seluruh perajin Ondel-ondel untuk tak sembarang menyewakan ikon Ibu Kota itu untuk dipakai mengamen.
Pemprov DKI masih menggodok aturan agar pengamen Ondel-ondel bisa ditertibkan.
Kini para perajin Ondel-ondel berharap pemerintah jangan hanya bisa membuat aturan dan kebijakan tanpa ada solusi yang jelas bagi perajin budaya Betawi.
Ondel-ondel adalah ikon Jakarta yang dapat dijadikan budaya unggulan jika dirawat dengan benar.
Jadilah berguna Ondel-ondel!Β