Jakarta - Di balik gemerlapnya Kota Jakarta, ada sejumlah permukiman kumuh yang turut menghiasi ibu kota. Salah satunya berada di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.
Foto
Potret Permukiman Kumuh di Balik Gedung Pencakar Langit Jakarta

Seorang warga beraktivitas di kawasan Kampung Tembok, Muara Angke, Jakarta Utara.
Di antara gedung-gedung bertingkat yang menghiasi Kota Jakarta, permukiman kumuh nampak tersembunyi di balik gedung-gedung tersebut. Salah satunya seperti di kawasan Muara Angke ini.
Menurut keterangan warga, Kampung Tembok yang berada di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, ini berdiri saat beberapa pendatang membangun permukiman di atas rawa yang berbatasan langsung dengan budidaya mangrove atau pohon bakau.
Para pendatang yang mayoritas berprofesi sebagai perajin ikan asin itu memanfaatkan lahan yang tak cukup luas di kawasan itu untuk membangun rumah.
Kebanyakan rumah yang dibangun di kawasan itu terbuat dari bangunan semi permanen.
Kawasan tersebut dikenal sangat kumuh karena warga memanfaatkan lokasi, drainase dan tempat hidup mereka di dalam satu tempat. Seorang ibu menjemur pakaian di halaman depan rumahnya yang di depannya terdapat tumpukan sampah.
Tak hanya kumuh, keberadaan sampah-sampah itu sesungguhnya juga berbahaya bagi kesehatan warga yang tinggal di kawasan tersebut.
Selain sampah, ancaman lain yang turut membayangi kehidupan warga di wilayah itu adalah banjir rob yang kerap datang di saat musim hujan tiba.
Guna mengantisipasi banjir air rob yang dapat merendam permukiman warga, warga di kawasan itu pun menembok dan menutup akses jalan di Kampung Tembok tersebut.
Imbasnya akses warga untuk menuju ke Kampung Tembok dengan membuat tangga darurat.
Kini warga yang tinggal di permukiman itu harus membiasakan diri tinggal di wilayah tanpa saluran pembuangan yang layak karena airnya tidak mengalir ke tempat pembuangan.