Jepang - Otoritas Jepang mengkarantina 3.711 orang di dalam sebuah kapal pesiar. Ini dilakukan setelah seorang penumpang kapal pesiar itu dinyatakan positif virus corona
Foto
Satu Orang Positif Corona, Seluruh Penumpang Kapal Pesiar Dikarantina

Kapal pesiar yang seluruh penumpangnya dikarantina itu bernama Diamond Princess. AP Photo/Eugene Hoshiko.
Otoritas Jepang mengkarantina sedikitnya 3.711 orang di dalam sebuah kapal pesiar terkait wabah virus corona. Itu dilakukan setelah seorang penumpang yang telah turun dari kapal pesiar itu dinyatakan positif virus corona di Hong Kong. AP Photo/Eugene Hoshiko.
Juru bicara pemerintahan Jepang, Yoshihide Suga, menyebut delapan orang di dalam kapal pesiar itu mengalami gejala-gejala virus corona seperti demam, saat kapal pesiar itu tiba di Teluk Yokohama pada Senin (3/2) waktu setempat. AP Photo/Eugene Hoshiko.
Langkah karantina ini dilakukan setelah seorang penumpang berusia 80 tahun yang turun dari kapal pesiar itu di Hong Kong pada 25 Januari lalu, dinyatakan positif terinfeksi virus corona yang kini merajalela. AP Photo/Eugene Hoshiko.
Sejumlah petugas karantina menaiki kapal pesiar Diamond Princess yang sedang dikarantina di Yokohama pada Senin (3/2) malam waktu setempat. Para petugas itu masuk ke dalam kapal pesiar untuk memeriksa 2.666 penumpang dan 1.045 awak yang ada di dalamnya. Kyodo News via AP.
Seluruh penumpang 'diminta untuk tetap di dalam kamar mereka untuk menunggu pemeriksaan virus'. Kyodo News via AP.
Pihak Carnival Japan menyatakan bahwa keberangkatan kapal pesiar ini dari Yokohama akan tertunda selama 24 jam hingga Rabu (5/2) besok atau bisa lebih lama. Kyodo News via AP.
Dituturkan seorang pejabat Kementerian Kesehatan Jepang, bahwa petugas karantina saat ini tengah memeriksa kondisi setiap orang di dalam kapal pesiar. Kyodo News via AP.
Otoritas terkait menyebut keputusan untuk mengizinkan kapal pesiar itu berlabuh dan membiarkan para penumpangnya turun ke daratan Jepang akan diambil di pusat karantina dengan mempertimbangkan masa inkubasi 10 hari yang diperkirakan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kyodo News via AP.